Lima Penyebab Orang-orang Enggan ke Psikolog

Kurangnya pahamnya penyakit mental jadi salah satu penyebab orang enggan ke psikolog

psychologytoday.com
Psikologi (ilustrasi). Banyak orang saat ini telah mulai menaruh perhatian kepada kesehatan mental. Namun, pada kenyataannya, banyak pula dari mereka masih ragu untuk datang ke psikolog untuk mengetahui kondisi psikis mereka.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang saat ini telah mulai menaruh perhatian kepada kesehatan mental. Namun, pada kenyataannya, banyak pula dari mereka masih ragu untuk datang ke psikolog untuk mengetahui kondisi psikis mereka. 

Menurut siaran pers dari aplikasi konseling daring, Riliv, ada banyak hal yang membuat orang-orang Indonesia tidak ingin atau mampu pergi ke psikolog untuk berkonsultasi mengenai masalah atau gangguan mental yang dimilikinya. Pada akhirnya, hal itu membuat mereka enggan pergi ke psikolog. 

Berikut beberapa hambatan pergi ke psikolog yang mungkin dialami orang-orang Indonesia.

1- Stigma sosial dalam masyarakat

Sejak lama, masyarakat Indonesia menganggap gangguan jiwa sebagai sesuatu yang tabu. Kebanyakan dari mereka tidak ingin menjadi bahan pembicaraan orang lain sebagai seseorang dengan perilaku yang menyimpang dari norma sosial.

Padahal, menurut psikolog dari aplikasi konseling daring Riliv, Della Nova Nusantara, M.Psi., Psikolog, gangguan kesehatan mental itu bukanlah hal yang tabu dan bukan pula aib. Itu, kata dia sama seperti saat fisik jika kita sedang terluka, lelah, kadang butuh istirahat, butuh treatment yang tepat sesuai dengan kebutuhannya saat itu.

"Begitu juga dengan kesehatan mental diperlukan treatment yang tepat untuk menjaga kesehatannya," kata Della. 

Meski stigmatisasi itu mulai berkurang di kalangan milenial dan Gen Z, stigma sosial masih dapat ditemukan. Sebab, hal yang tak mudah bagi generasi muda kita untuk melepaskan pemikiran kolektif yang telah tertanam sejak lama.

2- Kurangnya pemahaman kesehatan mental

Jika masih ada anggapan gangguan mental itu tabu, maka itu menandakan kesadaran orang Indonesia yang masih rendah tentang kesehatan mental. Biasanya, hal ini ditunjukkan dengan orang-orang yang menyepelekan gangguan mental, karena tidak bisa dilihat secara gamblang layaknya penyakit fisik.

Kenyataannya, penyakit mental dan fisik sama-sama menimbulkan rasa sakit kepada penderitanya. Bahkan, dalam beberapa kasus, penyakit mental lebih mungkin untuk mengancam nyawa seseorang.

 

3- Ketakutan tersendiri

Bagi beberapa orang, pergi ke psikolog adalah keputusan yang besar. Muncul pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apa aku terlalu berlebihan, ya?” dan “Bagaimana kalau psikolog-nya tidak membantuku?”

Ketika kita mulai meragukan diri dengan melontarkan pertanyaan seperti itu, Della menekankan kita harus yakin kita mencoba untuk pergi ke psikolog itu lebih daripada tidak sama sekali.

"Menemukan psikolog yang cocok memang butuh waktu, tetapi setidaknya kamu akan berada selangkah lebih dekat dengan mengetahui apa yang terjadi dalam dirimu agar dapat membaik," kata Della. 

4- Minimnya akses psikolog

Menurut Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK), jumlah psikolog klinis yang ada saat ini adalah 3.232. Jumlah ini bisa dibilang sedikit apabila dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki 106,500 psikolog. Apalagi jumlah tersebut terpusat di Pulau Jawa.

Orang-orang bisa memanfaatkan aplikasi konseling psikologi daring seperti Riliv dan lainnya bisa membantu masyarakat mengakses layanan psikologi tanpa harus keluar rumah. Mulai dari Sabang hingga Merauke, orang-orang bisa mendapatkan psikolog dari seluruh Indonesia melalui satu aplikasi yang sama.

5- Banyaknya biaya yang harus dikeluarkan

Selain keterbatasan akses psikolog, faktor biaya juga harus dipertimbangkan. Kebanyakan psikolog mengenakan Rp 150 ribu sebagai biaya konsultasi. Tidak semua orang dapat mengeluarkan uang sebesar itu.

 

BPJS kesehatan bisa memberikan akses psikolog di rumah sakit terdekat. Jika kita memiliki asuransi atau BPJS kesehatan, kita bisa mencoba mencari tahu apakah rumah sakit terdekat bisa menawarkan layanan psikolog yang ditanggung asuransi.

 
Berita Terpopuler