Mengapa Tahun Baru Hijriyah Dimulai Bulan Muharram?

Muharram adalah bulan yang dimuliakan.

Antara Foto/Yulius Satria Wijaya
Mengapa Tahun Baru Hijriyah Dimulai Bulan Muharram?
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Muslim di seluruh dunia menyambut Tahun Baru Hijriyah pada 1 Muharram 1443 H, tepat pada Selasa (9/8) besok. Lantas, mengapa tahun baru Islam itu dimulai dengan bulan Muharram? Mengapa tidak dengan bulan yang lain?

Baca Juga

Padahal, Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Makkah ke Madinah tidak di bulan Muharram tetapi di bulan Rabiul Awal tahun 622 Masehi. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peran Umar bin Khattab, di mana pada zamannyalah kalender tahun hijriyah itu dibuat.

Saat itu memang terjadi perdebatan di kalangan para sahabat soal awal penanggalan kalender hijriyah. Kemudian diputuskan awal tahun hijriyah adalah bulan Muharram. Alasannya karena bulan tersebut berada setelah bulan haji yakni Dzulhijjah.

Mengapa harus setelah bulan haji? Karena orang-orang yang kembali dari haji, diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT sehingga saat memasuki bulan selanjutnya, Muharram, ibarat memasuki lembaran kehidupan yang baru.

 

 

Muharram adalah bulan yang dimuliakan sehingga tahun hijriyah dimulai dengan bulan yang dimuliakan dan ditutup dengan bulan yang juga dimuliakan yaitu Dzulhijjah yang penuh berkah dan terdapat pintu ampunan yang besar dari Allah SWT. Salah seorang salafussaleh terdahulu, Abu Utsman al-Nahdi, biasa memuliakan 10 hari pertama pada bulan Muharram, 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, dan 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali menjelaskan, Nabi Muhammad SAW menyebut bulan Muharram dengan sebutan bulan Allah karena untuk menunjukkan keagungan dan karunia-Nya. "Dan bulan ini (bulan Muharram/bulan Allah), adalah bulan yang khusus untuk disandarkan kepada Allah ta'ala," demikian penjelasan Ibnu Rajab.

Imam As-Suyuti, dalam kitab syarah Shahih Muslim menjelaskan bulan Muharram memiliki perbedaan dengan bulan lain. Nama bulan-bulan yang lain sudah ada pada masa jahiliyah, sedangkan nama bulan Muharram baru ada saat Islam datang.

Orang-orang pada masa jahiliyah menyebutnya dengan bulan Safar Awal, lalu Allah SWT mengganti nama tersebut dengan Muharram sehingga kemudian bulan ini juga sering disebut dengan bulan Allah. Hal itu menjadi petunjuk bulan Muharram itu adalah milik Allah yang Mahaperkasa dan Mahaagung.

Sumber: https://www.elbalad.news/4916229

 
Berita Terpopuler