70 Ribu Orang yang Masuk Surga Tanpa Hisab, Siapa Mereka?

Ada sebuah hadis tentang 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab.

Pixabay
Ilustrasi Surga
Rep: Imas Damayanti Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA – Yakin dan tawakal kepada Allah SWT salah satunya adalah dilakukan dengan tidak mempersekutukan-Nya. Bahkan terdapat ganjaran bagi mereka yang tidak sama sekali berusaha menduakan Allah.

Baca Juga

KH Ali Mustafa Yaqub dalam buku Kalau Istiqamah Nggak Bakal Takut, Nggak Bakal Sedih menjelaskan sebuah hadis tentang 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab. Beliau menceritakan bahwa Nabi SAW pernah diperlihatkan oleh Allah mengenai ahwal yaumil qiyamah (mengenai keadaan hari kiamat).

Nabi bercerita bahwa ditunjukkan kepadanya umat-umat terdahulu. Ada umat Nabi Adam, Nabi Nuh, dan umat Nabi-Nabi Bani Israil. Nabi kemudian mengatakan kepada seorang Nabi yang memiliki murid 12 orang, maka disebut dalam hadis ‘wa ma’ahu ruhaith’ (dan bersama Nabi itu ada kelompok kecil, hanya beberapa orang.

Nabi Isa memiliki 12 orang pengikut, berarti Nabi Isa hanya datang dengan 12 orang, sedikit sekali. Siapa yang paling banyak pengikutnya di antara Nabi-Nabi Bani Israil? Yakni Nabi Musa AS. Sehingga disebutkan, ‘fa idza nazhartu, fa nazhartu  fa idzan sawadun azhim’ (ketika aku berpaling ke arah yang lain, tiba-tiba aku melihat ada sekelompok yang sangat besar (sawadun azhim).

Hal itu digunakan oleh orang Arab untuk menunjukkan kelompok yang besar. Tiba-tiba di sana banyak kelompok, banyak sekali pengikut seorang Nabi. Kemudian Jibril mengatakan, “Kata Allah: ‘Wahai Muhammad, itu adalah Musa dan pengikutnya,”.

 

 

Nabi SAW pun sempat bergumam, “Semoga saja itu kelompokku, umatku,”. Ternyata bukan. Tetapi kelompok Nabi Musa. Nabi SAW kemudian kaget di belahan sana ternyata ada kelompok yang lebih besar lagi daripada pengikut Nabi Musa.

Nabi kemudian bergumam lagi, “Semoga itu umatku,”. Ternyata benar. Malaikat Jibril mengatakan, “Unzhur ilal-ufuqil akhar. Fa idzan sawadun azhim,”. Yang artinya, “Lihatlah ke ujung yang lain, ada kelompok yang lebih besar,”. Kemudian dikatakan oleh Jibril kepada Nabi SAW, “Itulah umatmu,”.

Di antara mereka yang banyak itu ada sekelompok 70 ribu orang. Namun 70 ribu orang itu sebenarnya membawa 70 ribu orang lagi, bagaikan silsilah. Dalam hadis lain disebutkan bahwa 70 ribu orang ini masing-masing membawa dan menggandeng 70 ribu orang berikutnya, sampai kemudian berpuluh-puluh ribu hingga mungkin berjuta-juta.

Namun demikian, hanya Allah lah yang lebih tahu berapa jumlah mereka. Mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. Setelah peristiwa itu, apa yang terjadi? KH Ali menjelaskan bahwa Nabi secara tidak sengaja telah membuat penasaran, tapi memang Nabi SAW digerakkan oleh Allah SWT.

Maka ketika mendengar berita itu, beliau langsung balik ke rumah. Disebutkan dalam beberapa hadis, mereka seharian menggosipkan itu. Ternyata mereka berbicara, berdiskusi, dan mengatakan siapa mereka? Ada yang mengatakan bahwa mereka itu orang yang lahir dalam keadaan Islam dan tidak syirik.

 

 

Siapa 70 ribu orang itu?

Dalam riwayat lain, di keesokan harinya, Nabi SAW datang lalu bertanya: “Persoalan apa yang sedang kalian diskusikan?” Mereka pun bercerita, “Wahai Rasulullah, kami bercerita, berdiskusi mengenai siapa yang termasuk 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab itu?”

Nabi SAW kemudian bersabda: “Mereka itu (ciri dari 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab) adalah orang-orang yang tidak berjampi-jampi, melakukan ruqyah, dan tidak minta diruqyah. Mereka tidak meramal nasib. Dan kepada Allah, mereka bertawakal,”.

Dijelaskan bahwa orang yang pergi ke dukun, misalnya berarti dia tidak tawakal. KH Ali mencontohkan apabila seseorang datang ke tempat ruqyah meski ruqyahnya syar’i, berarti yang bersangkutan kurang bertawakal kepada Allah SWT. Jika orang itu yakin kepada Allah, kata KH Ali, maka cukuplah baginya berdoa kepada Allah dan meruqyah diri sendiri sebagaimana Rasulullah SAW meruqyah dirinya sendiri.

 
Berita Terpopuler