Satgas NU Peduli Covid Sarankan PPKM Dilonggarkan Bertahap

Satgas NU Peduli Covid menyarankan PPKM dilonggarkan secara bertahap.

Republika/Putra M. Akbar
Anggota kepolisian saat berpatroli di kawasan Harmoni, Jakarta, Sabtu (24/7). Patroli tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya massa aksi yang akan melakukan unjuk rasa terkait penolakan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Republika/Putra M. Akbar
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas NU Peduli Covid-19, Makky Zamzami, menyarankan agar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilonggarkan secara bertahap. Misalnya untuk sektor perkantoran yang hampir seluruh karyawannya telah melakukan vaksinasi.

Baca Juga

"Sehingga mereka bisa bisa mulai beraktivitas dengan tetap wajib menjalankan standar protokol kesehatan. Termasuk juga untuk sektor perdagangan seperti mal, itu bisa dibuka, tinggal nanti yang mengunjungi mal memperlihatkan kartu atau bukti telah divaksin," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (25/7).

Makky mengingatkan, ujung dari berbagai langkah penanganan Covid-19 adalah herd immunity. Sedangkan PPKM ini untuk menekan laju timbulnya kasus Covid-19 yang terkadang tidak bisa diprediksi. PPKM ini memang menurunkan kasus Covid tetapi harus tetap memasifkan vaksinasi massal dan menjalankan protokol kesehatan (prokes).

"Jadi dilonggarkan secara bertahap PPKM ini. Karena masih banyak juga daerah-daerah yang belum bisa mencapai cakupan vaksin 50 persen," tutur dia.

 

 

Untuk memasifkan vaksinasi massal, Makky mengatakan pemerintah perlu mengintensifkan kerja sama dengan berbagai komunitas, misalnya ormas Islam. "Bisa dengan NU, Muhammadiyah, Persis dan lainnya, untuk menggalakkan vaksinasi massal," ungkapnya.

Pemerintah, lanjut Makky, juga harus memperluas jangkauan vaksinasi hingga ke pesantren dan sekolah umum. Sebab, dia mengingatkan, 50 persen lebih penduduk di Indonesia adalah kalangan milenial.

"Kalau pemerintah bisa lebih tegas dalam mempercepat ke arah situ, saya rasa 50 persen penduduk kita bisa divaksin dan ini sudah sangat luar biasa," ujarnya. 

Sentra vaksinasi massal, Makky menambahkan, juga perlu diperbanyak. Misalnya dengan mendirikan sentra vaksinasi di masjid-masjid dan pusat perbelanjaan. Sentra vaksinasi harus nyaman dan mudah dijangkau oleh masyarakat sehingga target vaksinasi bisa tercapai.

"Di masjid, misalnya Jumat Vaksin. Boleh sholat Jumat, tapi yang penting sudah vaksin. Ini akan sangat bagus untuk mempercepat gerakan vaksinasi massal dan mencapai herd immunity lebih cepat," imbuhnya.

 

 
Berita Terpopuler