Lebaran Idul Adha, Arus Lalu Lintas Jatim Disebut Menurun

Mobilitas kendaraan saat lebaran Idul Adha menurun mencapai 70 persen dibanding 2020

Republika/Wilda Fizriyani
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, pengendalian arus lalu lintas mudik Idul Adha 1442 H menjadi sangat penting. Mengingat tren kenaikan kasus Covid-19 kerap terjadi saat memasuki musim mudik, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Dimana biasanya masyarakat berbondong-bondong pulang ke kampung halaman, dan tek jarang menimbulkan kemacetan atau kerumunan.
Rep: Dadang Kurnia Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, pengendalian arus lalu lintas mudik Idul Adha 1442 H menjadi sangat penting. Mengingat tren kenaikan kasus Covid-19 kerap terjadi saat memasuki musim mudik, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Dimana biasanya masyarakat berbondong-bondong pulang ke kampung halaman, dan tek jarang menimbulkan kemacetan atau kerumunan. 

"Ada atensi yang sangat tinggi terhadap risiko apabila ada mobilitas. Maka, belajar dari pengalaman tahun lalu, kami memantau langsung di lapangan pada jam-jam di mana orang-orang biasanya mencoba melanggar," kata Emil, Selasa (20/7).

Berdasarkan hasil pemantauan, Emil mengaku telah terjadi perubahan yang cukup signifikan. Utamanya dalam hal mobilitas kendaraan menjelang lebaran. Emil melanjutkan, berdasarkan data Dirlantas Polda Jatim, mobilitas kendaraan saat lebaran Idul Adha menurun mencapai 70 persen dibanding tahun lalu. 

"Ada berita tentang warga toron (tradisi mudik warga Madura) yang memenuhi Jembatan Suramadu, tapi kenyataan di lapangan sekarang tidak demikian. Bukan berarti tidak ada yang toron. Tentu ada, tetapi kita sudah memenuhi komitmen bahwa mereka yang dialgomerasi, mereka yang ingin mencari nafkah tidak dihalangi," ujarnya. 

Dengan kondisi arus lalu lintas yang lancar dan kooperatifnya warga untuk tidak mudik, lanjut Emil, maka tindakan yang diambil petugas di lapangan masih berupa pengendalian. Dimana mereka hanya akan memeriksa kelengkapan dokumen pengendara saja. 

"Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa nanti jika arus mudik besar, akan dilakukan penyekatan. Untuk sekarang, masih berupa pengendalian. Ini saya rasa cukup, karena toh sudah ada banyak pengendara yang disuruh putar balik karena tidak taat dan dokumennya tidak lengkap," kata Emil. 

 

Wakapolda Jatim Brigjen Pol. Slamet Hadi Supraptoyo mengatakan, pengendalian di Jembatan Suramadu menjadi salah satu perhatian saat lebaran Idul Adha. Pemantauan akan terus dilakukan hingga 25 Juli 2021. Hal ini dilakukan untuk terus menjaga kestabilan kondisi lalu lintas. 

"Jangan mempermasalahkan kapan ini berakhir. Yang harus kita lakukan adalah memikirkan bagaimana kita semua mentaati protokol kesehatan. Kalau sudah melakukan ikhtiar ini, saya yakin kita bisa melewati pandemi ini," ujarnya. 

Kasdam V/ Brawijaya, Brigjen TNI Agus Setiawan menambahkan, pengendalian yamg dilakukan saat Idul Adha dilakukan secara nasional, utamanya di Jawa dan Bali. Langkah itu dilakukan untuk melawan penyebaran mata rantai Covid-19. Hal ini juga sebagai tindaklanjut adanya PPKM darurat di kedua wilayah. 

 

"Ini berlaku secara nasional, yakni di seluruh Jawa dan Bali. Kami melibatkan ribuan aparat, baik di perbatasan antar provinsi, perbatasan kabupaten/ kota, maupun di dalam kabupaten/ kota itu sendiri. Mudah-mudahan ini bisa menjadi langkah konkrit menekan penyebaran virus corona ini," kata dia.

 
Berita Terpopuler