Covid-19 Tengah Melonjak, Inggris Dilanda Wabah Norovirus

Gejala norovirus antara lain mual, muntah, dan diare.

EPA-EFE/ANDY RAIN
Pasien Covid-19 dibawa menuju RS Royal London, Inggris, Senin (14/6). Inggris berhadapan dengan wabah norovirus saat kasus Covid-19 melonjak.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Di saat tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19, Inggris kini juga berjuang melawan penyakit menular lain, yakni Norovirus. Tercatat, ada lebih dari 150 kasus Norovirus sejak Mei.

Kasusnya meningkat tiga kali lipat untuk periode yang sama selama dalam lima tahun terakhir. Norovirus memiliki gejala seperti mual yang muncul tiba-tiba, muntah, dan diare. Ada juga yang merasakan suhu badan tinggi, sakit perut, dan anggota badan yang sakit.

Virus ini biasanya menyerang di bulan-bulan musim dingin. Ketika pembatasan yang diberlakukan karena pandemi Covid-19 dicabut, kemungkinan orang akan lebih banyak bergaul dengan orang lain sehingga peluang penularan Norovirus pun menjadi lebih besar.

Norovirus memiliki sifat yang brutal dan sangat menular. Sebagian besar infeksi terjadi melalui kontak dengan orang yang terpapar, melalui droplet, atau menelan makanan dan air yang terkontaminasi.

Baca Juga

Masa inkubasi

Masa inkubasi rata-rata untuk norovirus adalah 12 hingga 48 jam, dengan periode rata-rata sekitar 33 jam. Gejala yang biasa timbul adalah muntah tiba-tiba, keram perut, yang hilang dalam dua hari.

Pejabat kesehatan mengatakan, sebelumnya kasus terbanyak dialami anak-anak. Kini, ada peningkatan bagi golongan di semua umur.

"Norovirus berada pada tingkat yang lebih rendah dari biasanya selama pandemi dengan sedikit peluang untuk menyebar di antara orang-orang di komunitas," kata Wakil Direktur Pelayanan Infeksi Nasional Prof Saheer Gharbia, dikutip dari The Sun, Senin (19/7).

"Tetapi karena pembatasan telah dilonggarkan, kami telah melihat peningkatan kasus di semua kelompok umur. Gejalanya termasuk mual tiba-tiba, muntah proyektil, dan diare. Orang yang terinfeksi juga bisa demam tinggi, sakit perut, dan anggota badan terasa sakit," jelasnya.Guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM Prof Ari Fahrial Syam S mengatakan, virus ini bukanlah virus baru. Norovirus menjadi salah penyebab utama terjadi infeksi usus akut (gastroenteritis) di seluruh dunia.

Virus ini juga mulai bermunculan di Indonesia, seperti yang dilaporkan dalam Jurnal of Medical Virology bulan Mei 2020. Penelitian menunjukkan bahwa dari 91 sampel feses yang diperiksa terdapat 14 sampel atau 15,4 persen yang mengandung Norovirus.

"Sampel penelitian yang dilakukan di awal tahun 2019 ini diambil dari beberapa RS di kota Jambi. Kasus yang sama juga pernah dilaporkan dari beberapa kota di Indonesia," kata Prof Ari.

Menurut Prof Ari, upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi KLB akibat virus ini adalah kualitas makanan yang harus sehat.  Selan itu, masyarakat juga harus selalu rajin mencuci tangan pakai sabun.

Norovirus menyebabkan radang lambung atau usus alias gastroenteritis akut. Orang biasanya mengalami gejala 12 sampai 48 jam setelah terkena norovirus.

Kebanyakan orang dengan penyakit norovirus membaik dalam satu hingga hingga hari. Penyakit flu perut ini pengobatan utamanya adalah dengan menggantikan cairan tubuh, yakmo dengan banyak minum.

Saat terinfeksi, seseorang bisa merasa sangat sakit, muntah atau diare berkali-kali dalam sehari. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, dan orang dengan penyakit lain.

Orang dengan penyakit norovirus dapat melepaskan miliaran partikel norovirus. Namun, hanya sedikit partikel virus yang bisa membuat orang lain sakit.

Seseorang bisa mendapatkan penyakit norovirus berkali-kali dalam hidupnya karena ada banyak jenis norovirus. Infeksi satu jenis norovirus mungkin tidak melindungi dari jenis lain, tapi dimungkinkan untuk mengembangkan kekebalan terhadap norovirus jenis tertentu.

Tidak diketahui secara pasti berapa lama kekebalan itu bertahan. Ini mungkin menjelaskan mengapa begitu banyak orang dari segala usia terinfeksi selama wabah norovirus. Selain itu, gen juga menentukan kerentanan terhadap infeksi norovirus.

 
Berita Terpopuler