Disuntik Vaksin Malah Positif Covid-19?

Pengguna media sosial ramai membahas orang-orang yang positif Covid usai vaksinasi.

AP/Tatan Syuflana
Vaksinasi Covid-19. Di media sosial, warganet mempertanyakan kasus-kasus positif Covid-19 usai vaksinasi. Mereka menduga, orang menjadi positif Covid-19 karena divaksinasi.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK PhD mengatakan, positif Covid-19 setelah vaksinasi tidak disebabkan oleh vaksin yang disuntikkan. Hal itu terjadi karena adanya penularan sebelum atau setelah vaksinasi.

Dr Tonang menyampaikan penjelasan tersebut melalui akun Facebook-nya menyusul banyaknya pertanyaan mengenai orang-orang yang positif Covid-19 setelah mendapatkan vaksin Covid-19. Mereka mengira vaksinlah penyebabnya.

"Ada orang baru divaksinasi Covid-19, belum satu pekan sudah di swab...ya ketemu positif Covid-19. Kalau ini gimana ya kerja tenaga kesehatannya," demikian salah satu narasi yang juga beredar di media sosial.

Baca Juga

Dr Tonang menjelaskan, vaksin Covid-19 isinya virus mati. Itu artinya, isi vaksin tak akan membuat orang jadi positif Covid-19.

"Begitu disuntikkan, vaksin langsung ditangkap oleh sel-sel imun bawaan, terutama sel dendritik," jelas dr Tonang, dikutip Jumat (16/7).

Setelah melalui proses itu, menurut dr Tonang, vaksin dibawa ke limfonodi yang diibaratkan sebagai pangkalan sistem imun. Di sana, vaksin diolah untuk membentuk antibodi dan sel-sel memori.

"Setelah terproduksi kemudian antibodi akan menyebar ke seluruh tubuh mengikuti aliran darah," ujar dia.

Dr Tonang menjelaskan, antibodi tersebut kemudian akan menjadi penangkal jika timbul infeksi ke depannya. Ia menegaskan bahwa vaksin tidak terbawa aliran darah.

"Swab diambil di nasofaring (bagian belakang hidung), orofaring (bagian belakang mulut), dan yang diambil sel-sel di permukaanya, bukan darah," tutur dr Tonang.

Dengan dasar itu, menurut dr Tonang, vaksin tidak menjadikan orang positif Covid-19. Sebaliknya, vaksin berupaya membentuk antibodi yang dapat diukur dengan tes antibodi kuantitatif.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Pusat, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc SpP(K) orang masih bisa terinfeksi SARS-CoV-2 meski telah mendapatkan dosis lengkap vaksin Covid-19. Menurutnya, efikasi vaksin turut berperan.

Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)

Efikasi merupakan persentase berkurangnya risiko orang menjadi sakit berkat divaksinasi dibandingkan orang yang tidak divaksin. Contohnya, Sinovac efikasinya 65,3 persen, Moderna sekitar 94, dan Pfizer 95 persen.

Artinya, orang yang mendapatkan vaksin Sinovac risikonya untuk tertular dan menjadi sakit berkurang sebanyak 65 persen. Jika disuntik vaksin Moderna atau Pfizer, maka risiko terinfeksi berkurang sebanyak 94 hingga 95 persen.

"Artinya, masih ada celah seseorang akan menjadi sakit dan terinfeksi. Namun, bila seseorang sudah divaksinasi dan terbentuk antibodi, kalaupun sakit akan ringan karena sudah ada antibodi," jelas dokter yang juga menjabat sebagai Ketua PDPI Cabang Jakarta dalam webinar Isolasi Mandiri Pasien Covid-19 disimak di Jakarta, Jumat (2/7).

Erlina menjelaskan, ketika divaksinasi, tubuh tidak serta merta membentuk antibodi saat itu juga. Tubuh baru membentuknya pada hari ke tujuh.

"Kalau terpapar sebelum divaksinasi maka mungkin karena masa inkubasi maka baru akan terkonfirmasi pada saat setelah divaksin. Atau terpapar setelah suntik vaksin, paparannya di bawah tujuh hari tersebut, karena kekebalan tubuh masih sedikit terbentuknya, masih ada kemungkinan menjadi sakit," ujarnya.

Orang yang mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19 dan sudah 28 hari sudah optimal proteksinya dari vaksin. Mereka pun masih ada risiko terinfeksi, meski jarang sekali.

"Walaupun antibodi sudah optimal, sudah divaksin dua kali, tapi kalau virus yang masuk terlalu banyak karena abai pakai masker dan jaga jarak, maka antibodi atau kekebalan yang terbentuk pun akan kalah," ujarnya.

 
Berita Terpopuler