Studi: Vaksin AstraZeneca Beri Perlindungan Seumur Hidup

Vaksin Covid-19 AstraZeneca disebut mampu menciptakan kamp pelatihan imunitas.

EPA/ADI WEDA
Vaksin Covid-19 AstraZeneca. Menurut tim peneliti, vaksin AstraZeneca juga menciptakan kamp pelatihan sel imun di dalam tubuh.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Studi terbaru mengungkap, vaksin Covid-19 buatan Oxford/AstraZeneca dapat memberikan perlindungan kuat yang dapat bertahan seumur hidup. Temuan para ilmuwan dari Oxford (Inggris) dan Swiss itu dipublikasikan di jurnal Nature.

Selain menghasilkan antibodi penghilang virus, menurut tim peneliti, vaksin AstraZeneca juga menciptakan 'kamp pelatihan' di dalam tubuh. Tugasnya untuk mencari dan menghancurkan sel T hingga dapat membunuh varian baru SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.

Baca Juga

Dengan begini berarti tubuh dapat terus membuat sel-sel vital ini lama setelah antibodi berkurang atau mungkin selama sisa hidup Anda.

Para peneliti mengatakan, perlindungan sel-T adalah 'fitur utama' dari vaksin adenovirus, seperti suntikan Oxford dan Johnson & Johnson. Peneliti Prof Burkhard Ludewig,dari Rumah Sakit Cantonal di Swiss mengatakan, sel-T yang berasal dari "kamp pelatihan seluler" ini tampaknya memiliki tingkat kebugaran yang sangat tinggi.

"Adenovirus telah berevolusi bersama manusia dalam waktu yang sangat lama, dan belajar banyak tentang sistem kekebalan manusia dalam prosesnya," kata Ludewig, dilansir The Sun, Jumat (16/7).

Ludewig menyampaikan, kehadiran Covid-19 justru mendatangkan hikmah tersendiri bagi penelitiannya. Ia menyebut, virus sebagai menjadi guru terbaik.

"Di sini virus telah mengajari kita pelajaran penting tentang cara terbaik untuk meningkatkan respons sel T pembunuh," kata Ludewig.

Ludewig berharap penelitian lebih lanjut dapat memanfaatkan sel T untuk kebutuhan penanganan penyakit lain.

"Mudah-mudahan kita dapat memanfaatkan ini dengan baik dalam merancang vaksin baru yang menargetkan penyakit lain seperti TB, HIV, hepatitis C dan kanker," ujar Ludewig.

Para peneliti menemukan adenovirus dapat masuk ke sel jaringan berumur panjang, yang dikenal sebagai sel retikuler fibroblastik, yang bertindak sebagai "tempat pelatihan" untuk sel-T. Studi sebelumnya telah menunjukkan suntikan vaksin Oxford lebih efektif dalam menghasilkan sel-T daripada vaksin mRNA, seperti vaksin Pfizer dan Moderna.

Sebenarnya, tingkat sel T sulit diukur. Tetapi studi baru memberi harapan bahwa mereka dapat bertahan seumur hidup.

Prof Paul Klenerman, dari Departemen Kedokteran Nuffield Oxford, mengatakan, jutaan orang telah menerima vaksin adenovirus di seluruh dunia. Tujuan akhir dengan vaksin ini adalah induksi perlindungan sistem kekebalan jangka panjang menggunakan antibodi dan sel-T.

"Penelitian ini membantu kami untuk lebih memahami proses vaksinasi, dan mengapa efeknya pada sel-T pembunuh begitu lama," ucap Klenerman.

 
Berita Terpopuler