Studi Kaitkan Kasus Kanker dengan Konsumsi Alkohol

Pandemi meningkatkan frekuensi minum alkohol di rumah.

www.freepik.com.
Manfaat tidak minum alkohol (ilustrasi). Konsumsi alkohol telah terbukti menyebabkan kerusakan DNA melalui peningkatan produksi bahan kimia berbahaya dalam tubuh dan memengaruhi produksi hormon.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Studi terkini meninjau hubungan sejumlah kasus baru kanker sepanjang tahun lalu dengan konsumsi alkohol. Secara global, alkohol dikaitkan dengan 740 ribu kasus kanker yang terdiagnosis pada 2020. Penelitian digagas oleh International Agency for Research on Cancer di Prancis.

Riset menunjukkan, minuman beralkohol utamanya berkontribusi pada kasus kanker kerongkongan, kanker hati, dan kanker payudara. Konsumsi alkohol telah terbukti menyebabkan kerusakan DNA melalui peningkatan produksi bahan kimia berbahaya dalam tubuh dan memengaruhi produksi hormon.

Alkohol juga dapat memperburuk efek penyebab kanker dari zat lain, seperti tembakau. Di sisi lain, kondisi ketidakpastian dan kecemasan akibat pandemi justru meningkatkan frekuensi minum alkohol di rumah, yang disebut sebagai "Covid hangover".
 
Berdasarkan studi, sebanyak empat persen dari semua kasus kanker yang baru didiagnosis secara global tahun lalu mungkin terkait dengan kebiasaan minum alkohol. Kasus pada pasien pria tercatat lebih dari tiga perempat dari jumlah keseluruhan.

Di Irlandia, minuman keras menyumbang 3,9 persen kasus kanker baru tahun lalu, dengan diagnosis pada 670 pria dan 380 perempuan. Inggris sedikit lebih tinggi dengan perkiraan empat persen kasus kanker terkait dengan alkohol, dengan 16.800 pasien.

Baca Juga

Di Amerika Serikat, konsumsi alkohol menyumbang tiga persen (52.700 pasien) kasus kanker. Beberapa gambaran di negara lain, yakni lima persen di Prancis, empat persen di Jerman, lima persen di India, enam persen di Cina, dan 10 persen di Mongolia. Kuwait tercatat paling rendah dalam daftar sebab terdeteksi kurang dari lima kasus.

Pada negara dan komunitas tertentu, minum alkohol menjadi kelaziman, meskipun temuan studi yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Oncology itu menunjukkan tidak ada tingkat minum alkohol yang "aman". Peneliti studi, Harriet Rumgay, menekankan pentingnya peningkatan kesadaran publik tentang hubungan konsumsi alkohol dan risiko kanker.

"Strategi kesehatan masyarakat seperti pengurangan ketersediaan alkohol, pelabelan produk alkohol dengan peringatan kesehatan, dan larangan pemasaran dapat mengurangi tingkat kanker yang disebabkan oleh alkohol," ungkap Rumgay, dikutip dari laman Independent.

 
Berita Terpopuler