7 Langkah untuk Menghindari Covid-19 Saat Kasus Terus Naik

Pencegahan tetap dilakukan sebagai upaya terhindar dari covid-19.

PixaHive
Covid-19 (ilustrasi)
Rep: Puti Almas Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kasus infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) terus melonjak hingga saat ini. Jumlah kasus telah membuat tak sedikit orang yang beranggapan bahwa hanya menunggu waktu hingga terkena penyakit yang menjadi pandemi dunia ini. Namun, sebagaimana penyakit lainnya, pencegahan tetap dilakukan sebagai upaya terhindar. 

Baca Juga

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menanggapi anggapan tersebut dengan mengatakan bahwa  pemerintah akan terus menggencarkan upaya preventif agar masyarakat tidak tertular penyakit ini. Terlebih, di periode-periode saat ini, di mana masa penularan semakin rentan karena munculnya varian baru, seperti Delta.

“Pada prinsipnya pemerintah akan terus menggencarkan promosi kesehatan dalam upaya preventif agar masyarakat tidak tertular COVID-19,” ujar Wiku kepada Republika.co.id, Senin (12/7). 

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah dengan gencar memberi imbauan untuk melindungi diri dan orang lain dari COVID-19. Beberapa langkah pencegahan yang dinilai efektif untuk terhindar dari penyakit wabah ini diantaranya adalah : 

1. Cuci tangan secara rutin. Gunakan sabun dan air, atau cairan pembersih tangan berbahan alkohol

2. Selalu jaga jarak aman dengan orang yang batuk atau bersin

3. Kenakan masker jika pembatasan fisik tidak dimungkinkan

4. Jangan sentuh mata, hidung, atau mulut Anda

5. Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung Anda dengan lengan atau tisu

6. Jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan

7. Jika demam, batuk, atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis.

Cara penyebaran virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit COVID-19) secara khusus disebut melalui droplet (tetesan atau percikan air liur) yang dihasilkan saat seseorang batuk, bersin, atau menghembuskan napas. Droplet ini cukup berat dan tidak bisa bertahan di udara, seringnya dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau permukaan lainnya. 

Penularan dapat terjadi saat menghirup udara yang mengandung SARS-CoV-2 jika berada terlalu dekat dengan seseorang yang sudah terinfeksi virus ini. Selain itu, Anda juga bisa tertular jika menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut. 

 

 

Sebelumnya, pemerintah juga menyampaikan bahwa dalam mengatasi pandemi COVID-19, ada sejumlah kombinasi tindakan yang diperlukan. Salah satunya adalah dengan metode Swiss Cheese Model yang merupakan pemodelan dengan mengandaikan lapisan keju Swiss untuk menggambarkan bagaimana intervensi satu dan lainnya bekerja bersama untuk mencegah penyebaran virus lebih luas.

Termasuk dalam langkah-langkah tersebut adalah protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan rutin, penggunaan masker, dan jaga jarak, hingga vaksinasi. Setiap langkah ini digambarkan sebagai penghalang tidak sempurna dari transmisi virus corona dengan lubang yang ada di setiap lapisan keju.

Saat langkah atau intervensi dikombinasikan seperti tumpukan lapisan keju, beberapa lubang di dalamnya dapat ditutup. Kondisi ini menunjukkan kemungkinan bahwa penularan virus menurun atau bahkan terhenti. 

Meski sejumlah virus mungkin tetap dapat lewat melalui lubang keju tersebut, tetapi kemungkinannya lebih rendah jika setiap lapisan tersusun dengan baik. Wiku mengatakan bahwa kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan dan vaksinasi harus berjalan beriringan dalam menghadapi pandemi COVID-19, yang merupakan penerapan analogi dari Swiss Cheese Model. 

Wiku mengatakan lapisan keju tersebut adalah setiap jenis langkah penanganan COVID-19 dengan celahnya masing-masing. Namun, intervensi dapat berdampak signifikan dalam mencegah penularan infeksi jika dilakukan bersamaan. 

“Hal ini akan berlaku sebaliknya jika masyarakat hanya mengandalkan satu intervensi tunggal, di mana kekurangan yang ada tidak akan tersokong dan justru memperburuk keadaan,” jelas Wiku pada Februari lalu. 

 

Lebih lanjut, Wiku mengatakan keberhasilan penangangan COVID-19 bukan hanya diukur dari tingkat efektivitas suatu intevensi, tapi juga sangat bergantung dengan lapisan proteksi majemuk. Karena itu, upaya vaksinasi yang dilakukan saat ini, tentunya tidak menjadi satu-satunya upaya melindungi masyarakat dari penularan.

 
Berita Terpopuler