Taliban: Perang Bukan Solusi Masalah Afghanistan

Pemerintah dan Taliban sepakat perang bukanlah solusi untuk masalah Afghanistan

EPA-EFE/GHULAMULLAH HABIBI
Pejabat keamanan Afghanistan berpatroli di sebuah desa setelah mereka membersihkan daerah militan Taliban di distrik Achin di provinsi Nangarhar, Afghanistan, 31 Mei 2021 (dikeluarkan 01 Juni 2021).
Rep: Kamran Dikarma Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Kelompok Taliban mengatakan pembicaraan perdamaian dengan delegasi Pemerintah Afghanistan di Teheran, Iran, mengalami kemajuan. Kedua belah pihak telah sampai pada pemahaman tentang bahaya melanjutkan konflik.

“Kedua belah pihak sepakat perang bukanlah solusi untuk masalah Afghanistan dan bahwa semua upaya harus diarahkan pada solusi politik dan damai,” kata juru bicara Taliban Mohammad Naeem melalui akun Twitter pribadinya pada Kamis (8/7).

Dia menyebut pertemuan lain dengan perwakilan Pemerintah Afghanistan bakal diadakan dalam waktu dekat. Pada kesempatan mendatang, hal-hal yang akan dibahas mencakup mekanisme transisi dari perang ke perdamaian. “Semua upaya untuk mencapai solusi politik dan damai harus dibenarkan,” ujar Naeem.

Belum ada keterangan atau komentar langsung dari pejabat Afghanistan mengenai hasil pertemuan terbaru dengan Taliban. Delegasi Pemerintah Afghanistan dan Taliban melakukan pertemuan di Teheran, Iran, pada Rabu (7/7). Pertemuan berlangsung saat Taliban mulai menguasai daerah utara Afghanistan pascaditariknya pasukan Amerika Serikat (AS).

Kabar mengenai pertemuan delegasi Taliban dan Pemerintah Afghanistan diumumkan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. “Hari ini rakyat dan pemimpin politik Afghanistan harus membuat keputusan sulit untuk masa depan negara mereka,” kata Zarif dikutip dari laman Al Arabiya.

Delegasi Taliban dipimpin negosiator Sher Mohammad Abbas Stanikzai sementara Afghanistan mengutus Wakil Presiden Younus Qannoni. Pada Selasa (6/7) lalu, otoritas keamanan Afghanistan berjanji merebut kembali daerah-daerah yang baru saja dikuasai Taliban.

Taliban mengambil alih enam distrik utama di provinsi utara Badakshan yang berbatasan dengan China dan Tajikistan pada Ahad (4/7). Setelah hal itu terjadi, sebanyak 1.037 prajurit Afghanistan dilaporkan melarikan diri melintasi perbatasan dengan izin Tajikistan.
 
Sebelumnya, telah terdapat ratusan anggota pasukan keamanan Afghanistan yang melarikan diri dari wilayah utara negara tersebut. Hal itu sehubungan dengan keagresifan Taliban dalam merebut daerah-daerah di sana. Namun jumlah pasukan keamanan yang kabur pada Ahad lalu merupakan terbesar yang dikonfirmasi.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler