Jepang akan Tetapkan Status Darurat Selama Olimpiade Tokyo

Olimpiade Tokyo akan digelar pada 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang.

EPA-EFE/ISSEI KATO
Podium Kemenangan yang akan digunakan selama upacara kemenangan di Olimpiade Tokyo 2020 ditampilkan dalam acara pembukaan untuk barang-barang upacara kemenangan termasuk podium, musik, kostum dan nampan medali untuk Olimpiade dan Paralimpiade di Ariake Arena, Tokyo , Jepang, Kamis (3/6).
Rep: Puti Almas Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Pemerintah Jepang akan kembali menetapkan status keadaan darurat di Ibu Kota Tokyo selama Olimpiade digelar pada 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang. 

Baca Juga

Langkah itu dilakukan karena kekhawatiran lonjakan kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang dapat terjadi, bahkan hingga berkali lipat selama Olimpiade Tokyo digelar. 

Dalam pertemuan para ahli kesehatan pada Kamis (8/7), pejabat pemerintah mengusulkan rencana untuk memulai keadaan darurat di Tokyo mulai Senin (12/7). Olimpiade yang sudah tertunda pada tahun lalu karena pandemi Covid-19 baru dimulai telat ditetapkan akan digelar tanpa diizinkannya kehadiran penonton dari luar negeri. 

Namun, dengan status keadaan darurat yang ditetapkan, maka rencana diizinkannya kehadiran penonton lokal juga dibatalkan. Keputusan itu akan dibahas lebih lanjut saat penyelenggara lokal bertemu dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan perwakilan lainnya. 

 

Tokyo saat ini berada di bawah aturan dan langkah-langkah yang tidak terlalu ketat. Hal itu berfokus pada jam operacional bisnis seperti bar dan restoran yang lebih singkat, tetapi terbukti kurang efektif dalam memperlambat penyebaran virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19. 

 

 

Perdana Menteri Yoshihide Suga secara resmi mengumumkan rencana, beberapa jam setelah Presiden IOC Thomas Bach tiba di Tokyo pada Kamis (8/7). Bach harus menjalani karantina selama tiga hari di hotel bintang lima IOC di ibu kota Tokyo sebelum menuju ke Hiroshima. 

 

Keadaan darurat yang akan datang akan menjadi yang keempat bagi Tokyo sejak pandemi dimulai dan merupakan perubahan di menit-menit terakhir dari rencana yang dibuat pada Rabu (7/7) malam, setelah pertemuan dengan para ahli yang memperingatkan keras terhadap pendekatan pemerintah.

Tokyo melaporkan 920 kasus Covid-19 baru pada Rabu (7/7), naik dari 714 dibandingkan pekan lalu. Itu menjadi jumlah tertinggi sejak 1.010 pada 13 Mei. 

Angka tersebut sejalan dengan perkiraan para ahli sebelumnya bahwa kasus harian di Tokyo bisa mencapai 1.000 sebelum Olimpiade dan bisa melonjak menjadi ribuan pada Agustus. Kazuhiro Tateta, pakar penyakit menular Universitas Toho, mencatat keadaan darurat sebelumnya di musim semi datang terlambat untuk mencegah rumah sakit di Osaka dipenuhi pasien dan mengatakan penundaan lain tidak boleh diizinkan.

 

Ryuji Wakita, direktur jenderal Institut Nasional Penyakit Menular, mencatat bahwa dua pertiga kasus Jepang berasal dari wilayah Tokyo dan kekhawatiran kami adalah penyebaran infeksi ke daerah tetangga. Para ahli juga mencatat kasus di antara orang yang lebih muda dan tidak divaksinasi meningkat karena dorongan inokulasi Jepang kehilangan tenaga karena ketidakpastian pasokan dosis.

 
Berita Terpopuler