Prodi RPL UBSI Bagikan Tips Mudah Buat Basis Data

Fungsi basis data banyak dan luas dalam mendukung keberadaan lembaga atau organisasi

Universitas Bina Sarana Informatika
Program Studi (prodi) Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) beri tambahan materi melalui workshop
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Studi (prodi) Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) beri tambahan materi melalui workshop "Sertifikasi Sistem Basis Data". Mengingat masih pandemi, kegiatan berlangsung secara virtual melalui Zoom, Rabu (30/6) lalu.

Narasumber yang hadir pada workshop kali ini yakni Rahayu Ningsih, dosen Universitas BSI yang berkompeten di bidang sistem basis data, data warehouse, dan database. Rahayu membahas pembuatan sistem basis data dengan mudah.

“Tadi saya menjelaskan cara pembuatan sistem basis data yang mudah dan efisien. Lebih ke penjelasan teori umum dan tips and trik mudah,” katanya selepas acara.

Dalam materi, ia menjelaskan bahwa basis data terdiri dari kata ‘basis’ dan ‘data’. Basis bisa dianalogikan sebagai markas atau gedung. Sementara Data adalah kumpulan fakta dunia nyata yang mewakili objek.

“Bisa manusia, barang, hewan, konsep, peristiwa dan sebagainya yang diwujudkan dalam bentuk huruf, angka, simbol, gambar, atau kombinasi semuanya,” katanya saat menyampaikan materi.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa fungsi dari basis data cukup banyak dan cakupannya pun luas dalam mendukung keberadaan lembaga atau organisasi.

Pertama ada fungsi Availibilty (ketersediaan), yaitu menyediakan data-data penting saat sedang diperlukan. “Ya, ini adalah fungsi penting dari basis data. Meski tidak dalam satu lokasi dan tersimpan dalam bentuk disk, akan tetapi dengan cara penyimpanan yang sistematik, informasi tersebut mudah untuk didapatkan,” paparnya.

Kedua ada fungsi Speed (cepat), dengan kemudahan ini pengguna bisa dengan mudah mengakses data yang dibutuhkan. “Tidak perlu tunggu nanti, apalagi harus mengalokasikan waktu tertentu untuk memanggilnya. Bisa ngambil kapan aja,” ujarnya.

Lalu yang ketiga ada fungsi Completeness (kelengkapan). Dengan ini, basis data bisa menyimpan data yang lengkap. Pelayanan terhadap pengguna bisa menyeluruh. “Selanjutnya ada fungsi Accuracy dan Security. Artinya, kesalahannya bisa ditekan secara maksimal. Saat melakukan pengorganisasian file-file database dengan baik, bisa menghindari kesalahan pada proses data entry dan juga dalam proses penyimpanan atau datastore,” jelasnya.

Untuk fungsi yang terakhir, ada Storage efficiency, yaitu untuk menghindari isi data yang sama. “Jika ada data yang sama, itu akan berpengaruh pada penyimpanan dari basis data tersebut. Dalam basis data, pengkodean dan juga relasi data bermanfaat untuk menghemat space penyimpanan dalam basis data,” paparnya.

Sebetulnya, dalam membuat database, yang paling penting adalah analisis kebutuhannya dulu, lalu tinggal merangkainya.

Sementara itu, Ahmad Setiadi, selaku Ketua Progam Studi RPL mengungkapkan, kegiatan ini diharapkan memberi tambahan materi bagi mahasiswa. Terutama dari keahlian dan kompetensi Basis Data (Database).

“Kami paham betul, mahasiswa sangat membutuhkan pengetahuan sistem basis data ini. Maka prodi memfasilitasi dengan menghadirkan workshop seperti ini, semoga akan benar-benar membuat mahasiswa bisa memanfaatkan waktu belajar secara maksimal. Karena mereka bisa fokus dan terarah,” ujarnya.

 
Berita Terpopuler