Kekhawatiran atas Varian Lambda yang Mungkin Lebih Menular

Peningkatan cepat kasus varian Lambda menunjukkan tingkat penularannya lebih tinggi.

EPA-EFE/ANDY RAIN
Pasien Covid-19 dibawa menuju RS Royal London, Inggris, Senin (14/6). Varian Lambda pertama kali terdeteksi di Peru pada 2020, sebelum menyebar dengan cepat ke setidaknya 27 negara di dunia, termasuk Inggris.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lambda menjadi salah satu galur dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19. Varian ini pertama kali terdeteksi di Peru pada 2020, sebelum menyebar dengan cepat ke setidaknya 27 negara di dunia, termasuk Inggris.

Banyak ilmuwan memerhatikan Lambda pada Desember tahun lalu, saat kasus terkait varian tersebut masih sangat sedikit ditemukan, yakni setidaknya satu dari setiap 200 sampel. Namun, pada Maret 2021, jumlah kasus akibat varian ini melonjak hingga 50 persen.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, angka kasus Covid-19 akibat Lambda secara keseluruhan mencapai 82 persen. WHO telah memperingatkan, mutasi "tidak biasa" pada varian Lambda yang melanda Inggris dapat membuatnya kebal terhadap vaksin.

Varian baru tersebut memiliki mutasi genetik yang mirip dengan strain Delta sehingga lebih mudah menular, menurut WHO. Sementara itu, Pablo Tsukayama, seorang ilmuwan molekuler di Cayetano Heredia University di Ibu Kota Lima, Peru mengatakan, peningkatan cepat virus itu akan menunjukkan tingkat penularannya lebih tinggi daripada varian lain.

Di Chili, negara tetangga Peru, kasus Covid-19 akibat Lambda menyumbang hampir sepertiga dari seluruh kasus. Meski demikian, para ilmuwan belum dapat menyimpulkan jenis varian yang sebenarnya jauh lebih menular.

"Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Lambda lebih agresif daripada varian lain," ujar penasihat Pan-American Health Organization (PAHO), Jairo Méndez Rico dalam sebuah pernyataan, dilansir The Sun, Sabtu (3/7).

Menurut Rico, mungkin saja Lambda memiliki tingkat penularan lebih tinggi. Meski demikian, masih diperlukan studi lebih lanjut tentang dugaan ini.

Strain Lambda saat ini dianggap sebagai "variant of interest" ke tujuh oleh WHO. Itu artinya, Lambda merupakan varian baru SARS-CoV-2 yang mendapat perhatian, namun belum dianggap mengkhawatirkan.

Baca Juga

Di Inggris, badan kesehatan juga tengah mengawasi kasus akibat varian yang juga dikenal dengan sebutan C.37 ini, setelah ada enam kasus yang tercatat pada pekan lalu.

"Serangkaian mutasi yang tidak biasa telah membuat pengujian virulensi virus sulit dilakukan,” jelas ilmuwan kenamaan Jeff Barrett.

Hal yang menjadi perhatian khusus dari para ahli virologi adalah protein lonjakan L452Q karena potensi dalam menginfeksi sel manusia, seperti mutasi L452R pada varian Delta. Hasil pengujian awal dilaporkan telah menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan.

Para ahli di University of Chile yang mempelajari Covid-19 pada petugas kesehatan lokal yang telah menerima dua dosis suntikan vaksin CoronaVac China mengatakan, Lambda lebih menular daripada varian Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Brasil dan Inggris. Data yang dikumpulkan oleh tim peneliti untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa mutasi yang ada pada protein lonjakan Lambda bisa melepaskan diri dari antibodi penawar dan meningkatkan infektivitas vaksin. Publikasi itu belum dikaji oleh sejawat.

Amerika Selatan telah menjadi wilayah yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19 di dunia. Meski hanya memiliki delapan persen dari populasi global, kawasan ini menyumbang 20 persen dari kasus infeksi virus corona jenis baru secara keseluruhan.

Infeksi terus meningkat di negara-negara seperti Kolombia, Brasil, Bolivia, dan Uruguay. Kasus Covid-19 membanjiri rumah sakit dan menekan sistem perawatan kesehatan secara keseluruhan.

Masalah ini juga diperburuk dengan tingkat vaksinasi rendah di wilaya Amerika Latin dan Karibia. Menurut PAHO, hanya satu dari 10 orang yang berada di negara-negara Amerika Latin dan Karibia, yang telah mendapatkan vaksinasi  Covid-19 dengan dosis penuh atau lengkap.

 
Berita Terpopuler