Vitamin dan Obat Pereda Gejala Ringan Covid-19

OTG dan orang positf Covid-19 gejala ringan dapat menjalani isoman di rumah.

Flickr
Suplemen Vitamin C (ilustrasi). Orang positif Covid-19 bergejala ringan dianjurkan mengonsumsi vitamin C, B, E, serta Zinc.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Heidy Agustin, mengungkapkan, mayoritas gejala Covid-19 yang dialami masyarakat di Indonesia adalah sesak napas (73 persen). Sementara itu, gejala demam dialami setidaknya oleh 32 persen.

"Orang tanpa gejala sekitar empat persen, sedangkan tanpa demam ada di angka 23 persen," ujar Heidy dalam diskusi daring yang diadakan PDPI, Jumat (2/7).

Heidy menjelaskan, ada beberapa tingkatan gejala Covid-19 yang dialami, yakni mulai dari tanpa gejala, ringan, sedang, berat, hingga kritis. Pedoman tatalaksana Covid-19 salah satunya bisa diakses di laman papdi.or.id.

Baca Juga

Lima organisasi perhimpuan dokter spesialis di Indonesia sudah menyusun beberapa saran dan imbauan agar orang tanpa gejala (OTG) bisa memutus rantai penyebaran Covid-19. Pasien terkonfirmasi Covid-19 derajat ringan, menurut Heidy, bisa melakukan isolasi mandiri di rumah atau fasilitas pemerintah selama maksimal 10 hari.

Isolasi di fasilitas publik dilakukan apabila kondisi di rumah tidak memungkinkan, dengan berbagai alasan. Kendati demikian, secara umum, isolasi mandiri di rumah atau di fasilitas pemerintah tetap akan dipantau oleh petugas fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) selama melakukan isolasi hingga setelah masa isolasi.

"Untuk farmakologi, pasien bisa mengonsumsi vitamin C dengan pilihan antara non-acidic 3-4x500mg selama 14 hari, tablet hisap vitamin C 2x500mg selama 30 hari, atau multivitamin dengan kandungan vitamin C satu sampai dua tablet per hari selama 30 hari," ungkap Heidy.

Selain itu, orang positif Covid-19 gejala ringan dianjurkan mengonsumsi vitamin B, E, serta Zinc. Heidy juga menyarankan untuk mengasup vitamin D.

Khusus untuk gejala ringan, suplemen vitamin D direkomendasikan dosisnya 400-1000 IU/hari. Sediaan vitaminnya bisa berupa tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, atau sirup.

Untuk obatnya, menurut Heidy, dokter bisa meresepkan Azitromisin 1x500 mg selama lima hari jika diperlukan. Lalu, antivirus Oseltamivir (Tamiflu) 2x75 mg (5-7 hari) dan Favipiravir (Avigan) 2x600 mg (5 hari) diberikan terutama bila diduga ada infeksi influenza.

"Selanjutnya dapat diberikan terapi simtomatik, pengobatan komorbid, dan obat suportif lainnya," jelas dia.

Sedangkan untuk monitoring keadaan kritis, mulai dari gagal napas atau acute respiratory distress syndrome (ARDS), PDPI menyarankan penggunaan ventilator mekanik yang bisa didapat di fasilitas kesehatan.

"Untuk alternatif jika tidak ada, posisikan pasien sadar dalam posisi tengkurap (awake prone position). Jika belum berhasil juga, akan diinisiasi dengan pemberian ventilator, sesuai kebutuhan pasien," ujarnya.

 
Berita Terpopuler