Tim Penyelamat Optimistis Evakuasi Korban Apartemen Miami

Menyelamatkan korban dari puing bangunan apartemen membutuhkan perhitungan cermat

EPA
Tim penyelamat mencari korban di antara reruntuhan bangunan apartemen 12 lantai di Surfside, Florida, Ahad (27/6)/
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Petugas penyelamat menggali puing-puing gedung kondominium di Florida yang roboh dalam hari kelima proses evakuasi. Mereka berharap masih ada nyawa yang bisa diselamatkan di antara reruntuhan gedung tersebut.

Pada Ahad (27/6), tim penyelamat menemukan empat jenazah sehingga total korban tewas menjadi sembilan orang. Namun lebih dari 150 orang masih dinyatakan hilang.

Keluarga dari korban yang masih hilang tersebut datang ke lokasi reruntuhan kondominium pada Ahad dengan menggunakan bus. Mereka melihat langsung tim penyelamat bekerja untuk mencari korban yang tersisa.

Anggota parlemen AS Debbie Wasserman Schultz mengatakan dia telah bertemu dengan beberapa pekerja penyelamat. Schultz menerangkan tim penyelamat memiliki harapan untuk menemukan korban yang masih hidup.

“Kami jelas memiliki beberapa realisme yang sedang kami hadapi. Para ahli yang kami percaya memberi tahu saya bahwa mereka memiliki harapan untuk menemukan orang yang mungkin bisa bertahan. Maka kami harus memastikan kami berpegang pada harapan itu,” kata Schultz.

Beberapa keluarga berharap kedatangan mereka ke lokasi rubuhnya gedung kondominium dapat memberikan semangat kepada kerabat mereka yang mungkin masih hidup dan terjebak di antara puing-puing. Para keluarga tampak saling menguatkan satu sama lain.

"Kami tinggal menunggu jawaban. Itu yang kami inginkan,” kata Dianne Ohayon, yang orang tuanya, Myriam dan Arnie Notkin, berada di gedung itu. “Sulit untuk melewati hari-hari yang panjang ini dan kami belum mendapatkan jawaban apa pun," ujarnya.

Pihak berwenang pada Ahad mengidentifikasi empat orang tambahan yang telah ditemukan sebagai Leon Oliwkowicz (80 tahun), Christina Beatriz Elvira (74 tahun),  Anna Ortiz (46 tahun), dan Luis Bermudez (26 tahun). Wali Kota Miami-Dade, Daniella Levine Cava, mengatakan jumlah orang yang belum ditemukan adalah 152.

Asisten Kepala Pemadam Kebakaran Miami-Dade, Raide Jadallah, menjelaskan kondisi di lokasi gedung yang runtuh sangat sulit sehingga membuat kru frustrasi mencari korban selamat. Levine Cava mengatakan enam sampai delapan tim secara aktif mencari korban dengan sistem shift.

Levine Cava menyebut tim telah bekerja sepanjang waktu sejak Kamis, dan sejauh ini tidak kekurangan personel. Kepala Departemen Penyelamatan Kebakaran Miami-Dade, Alan Cominsky, mengatakan timnya memiliki harapan untuk menemukan seseorang yang masih hidup.

"Puing-puing tersebar dan sangat padat. Kita tidak bisa begitu saja masuk dan memindahkan barang-barang secara tidak menentu karena itu akan memiliki hasil terburuk yang mungkin terjadi,” kata Cominsky.

Di antara alat penyelamat yang digunakan adalah perangkat radar gelombang mikro yang dikembangkan oleh Jet Propulsion Lab NASA dan Departemen Keamanan Dalam Negeri. Perangkat seukuran koper itu dapat mendeteksi pernapasan dan detak jantung manusia.

Presiden Joe Biden mengatakan dia berbicara dengan Administrator FEMA, Deanne Criswell, tentang upaya di lapangan setelah Criswell mengunjungi situs tersebut. Biden mengatakan pemerintahannya siap memberikan bantuan dan dukungan.

“Ini adalah waktu yang sangat sulit bagi keluarga yang mengalami tragedi ini,” kata Biden. “Hati saya tertuju pada setiap orang yang menderita selama momen yang mengerikan ini," ujarnya.

Pada Sabtu malam, tim penyelamat menggali parit yang membentang sepanjang 125 kaki, dengan lebar 20 kaki, dan kedalaman 40 kaki. Parit ini memungkinkan mereka menemukan lebih banyak korban yang tersisa.

Earl Tilton, yang menjalankan perusahaan konsultan pencarian dan penyelamatan di North Carolina, mengatakan memindahkan puing-puing membutuhkan waktu dan perhitungan yang cermat. Karena apabila terburu-buru maka proses eksekusi justru akan gagal dan dapat melukai banyak orang.

“Memindahkan puing-puing yang salah pada waktu yang salah dapat menyebabkannya kecelakaan pada pekerja dan menghancurkan mereka," kata Tilton.

 
Berita Terpopuler