Ilmuwan: Varian Covid Delta Mulai Dominasi Afrika Selatan

Afrika Selatan merupakan negara terparah yang terdampak pandemi di benua Afrika

AP/Steve Parsons/PA
Pemandangan jalan raya di desa St John Afrika Selatan yang sepi akibat pandemi Covid 19 dan kini ditambah merebaknya varin Delta.(ilustrasi)
Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Infeksi baru virus corona di Afrika Selatan tampaknya didominasi oleh varian Delta yang pertama kali muncul di India, saat gelombang ketiga melanda negara Afrika tersebut. Para ilmuwan, Sabtu (26/6) menyebut, Afrika Selatan merupakan negara terparah yang terdampak pandemi di benua Afrika dalam hal kasus dan kematian, dan menyumbang sekitar sepertiga infeksi terkonfirmasi dan 40 persen lebih kematian di seluruh Afrika.

Baca Juga

Gelombang kedua Covid Afrika Selatan didorong oleh varian Beta, yang awalnya muncul di negara tersebut. Akan tetapi, varian Delta sepertinya kini menyebabkan infeksi baru. "Satu varian baru tampaknya tidak hanya muncul, namun sepertinya mulai mendominasi infeksi di Afrika Selatan," ungkap Profesor Tulio de Oliveira dari Universitas KwaZulu-Natal saat konferensi pers.

"Mengambil alih habis-habisan," katanya. Dia menambahkan bahwa varian Delta lebih menular ketimbang varian Beta. De Oliveira mengatakan kemungkinan terdapat transmisi komunitas varian Delta di Provinsi KwaZulu-Natal dan bahwa para ilmuwan sedang menganalisis data Provinsi Gauteng, tempat kota terbesar Johannesburg berada.

Afrika Selatan mencatat lebih dari 18 ribu infeksi Covid-19 pada Jumat lalu, dengan 215 kematian. Penjabat Menteri Kesehatan Mmamoloko Kubayi-Ngubane saat konferensi pers mengatakan bahwa kini kemungkinan puncak gelombang ketiga akan melampaui gelombang kedua pada Januari, ketika lebih dari 21.000 infeksi baru harian dilaporkan.Sumber: Reuters

 

 
Berita Terpopuler