Wamenkes: Penularan Varian Baru Corona di Segala Usia

Lonjakan kasus Covid-19 hasil dari kombinasi mobilitas dan varian baru Corona.

Dok Setkab
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyebut, varian baru Corona menular di semua level usia. Kombinasi varian baru dan mobilitas penduduk kemudian mengakibatkan lonjakan kasus Covid-19 akhir-akhir ini.

"Analisis kami menunjukkan bahwa peningkatan ini dipengaruhi oleh pertama mobilitas penduduk pada saat liburan Lebaran kemarin dan adanya variant of concern virus yang penularannya lebih cepat di segala usia," kata Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono dalam sebuah webinar di Jakarta, Jumat (25/6).

Dante mengatakan, Indonesia saat ini sedang menghadapi gelombang tinggi kasus Covid-19 setelah titik terendahnya di Mei 2021, di mana pada 24 Juni 2021, tercatat penambahan harian kasus mencapai lebih dari 20 ribu kasus. Itu merupakan angka tertinggi hingga saat ini.

Dalam menanggulangi peningkatan kasus tersebut, pemerintah menyiapkan tiga strategi utama yaitu 3T, vaksinasi, dan protokol kesehatan. Upaya 3T mencakup tindakan melakukan tes Covid-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien Covid-19 (treatment).

"Mari kita semua membantu dalam upaya untuk melaksanakan ketiga hal tersebut secara efektif secara integratif dan bersama-sama sebagai kewajiban kita selaku komunitas bernegara dan berbangsa," ujar Dante.

Diberitakan, kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 18.872 orang sehingga mencapai 2.072.867 orang hingga 25 Juni 2021. Kasus sembuh dari Covid-19 mengalami penambahan 8.557 orang menjadi 1.835.061 orang. Sedangkan kasus meninggal akibat Covid-19 bertambah sebanyak 422 orang menjadi 56.371 orang.

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi, SpOT mengatakan, penggunaan metode mapping bisa antisipasi lonjakan kasus Covid-19.

Baca Juga

“Saat ini kita lihat jumlah meningkat sementara di wilayah sekitar Pulau Jawa. Mulai dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, kembali mudik ke DKI Jakarta. Lonjakan ini belum sampai luar Pulau Jawa,” kata dr Adib dalam acara jumpa pers Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Jumat (25/6).

Adib menegaskan, selama pembatasan perjalan belum ketat, maka penyebaran lonjakan Covid-19 terus terjadi. Pola selama satu tahun ini bisa dilihat prediksinya. Lonjakan kasus nanti akan menyebar terutama di daerah Sumatra dan Sulawesi.

Meskipun sampai sekarang belum ada informasi terkait tapi sekarang sudah mulai terlihat ada kenaikan kasus Covid-19 seperti di Sulawesi Selatan. Sehingga, untuk mengatasinya harus ada upaya antisipasi.

“Harus disiapkan mulai dari sekarang. Kemampuan mapping, sarana prasarana, persediaan obat, tempat tidur, ventilator ICU. Jangan sampai saat terjadi belum disiapkan apa pun,” ujar dia. Upaya ini kata dia harus dilakukan dengan matang sehingga semua ketersediaan rumah sakit bisa dipenuhi jauh-jauh hari.

Adib menambahkan strategi mapping juga bisa diterapkan di beberapa daerah di Pulau Jawa. “Misalnya lonjakan kasus di Kudus. Daerah sekitar Kudus belum terjadi sehingga bisa memberikan bantuan, seperti membantu sumber daya manusia (SDM) yang tengah terpapar Covid-19,” tambah dia.

Jika lonjakan kasus sudah merata, Adib menyebut akan terjadi kesulitan. Saat ini dari pusat IDI, sudah disiapkan SDM dengan mekanisme relawan atau bantuan dari dokter spesialis. Dia menekankan, ini bisa terlaksana dengan baik kalau setiap wilayah mempunyai persiapan mapping terkait kondisi dan kebutuhan.

“Jadi, nantinya bisa dilakukan subsidi. Dalam arti, subsidi SDM dan ketersidaan obat juga alat kesehatan,” ucap dia.

Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)

 
Berita Terpopuler