Dua Juta Warga Inggris Diduga Alami Long Covid

Gejala Covid-19 bisa bertahan hingga tiga bulan atau lebih.

EPA-EFE/ANDY RAIN
Pasien Covid-19 dibawa menuju RS Royal London, Inggris, Senin (14/6). Peneliti mensinyalir dua juta orang di Inggris kemungkinan terusik oleh long Covid.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi surveilans terbesar mengenai Covid-19 yang melibatkan lebih dari 500 ribu orang dewasa di Inggris mengungkap, satu dari 20 warga mengalami long Covid. Hampir 27 ribu (enam persen) partisipan mengaku gejala penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 itu masih terasa hingga tiga bulan atau lebih.

Dari situ diperkirakan sekitar dua juta orang mengalami long Covid. Temuan ini berasal dari Real-time Assessment of Community Transmission (REACT), studi yang dipimpin Imperial College London.

Menurut peneliti, long Covid lebih berisiko menerpa perempuan, perokok, obesitas, pernah diopname, dan lansia. Gejala paling umumnya ialah kelelahan, sesak napas, dan nyeri otot adalah efek yang paling umum.

Mereka yang terusik long Covid setidaknya merasakan satu atau lebih gejala tersebut. Prof Paul Elliott dari Imperial College London mengatakan bahwa kondisi misterius itu adalah tantangan besar bagi layanan kesehatan, terlebih long Covid dapat memengaruhi kualitas hidup.

Para peneliti masih belum sepenuhnya memahami seberapa baik tubuh bisa pulih dari virus setelah mengalami gejala jangka panjang.

Dalam studi tersebut, orang yang mengaku gejalanya terjadi setelah 12 pekan cenderung lebih lama bergelut dengan masalah kesehatan Sementara itu, kebanyakan orang yang yakin telah tertular virus merasa tidak enak badan setidaknya selama sebulan.

Baca Juga

"Mayoritas orang kondisinya membaik dalam empat pekan dan banyak juga yang pulih dalam 12 pekan, tetapi ada sekelompok orang yang terus memiliki gejala yang persisten hingga lima pekan," ujar Prof Elliott, seperti dilansir laman imperial.ac.uk, Kamis (24/6).

Menurut laporan The Sun, Departemen Kesehatan telah berjanji untuk menggelontorkan sekitar Rp 1 triliun untuk penelitian long Covid. Selain itu, pemerintah juga memberikan Rp 600 miliar untuk dokter demi membantu pasien yang menderita gejala Covid-19 berkepanjangan.

Studi REACT dilakukan secara berkala tiap dua hingga empat bulan dari September 2020 hingga Februari 2021. Hasil yang didapat soal long Covid berasal dari seri tiga hingga 5 REACT dengan 508.707 partisipan.

Tiap serinya, studi melibatkan 200 ribu orang dewasa secara random yang diminta menjawab kuesioner dan menjalani tes antibodi. Sementara itu, sebanyak 4,65 juta warga telah dites positif Covid-19 sejak awal pandemi di Inggris.

 
Berita Terpopuler