Memulai dengan Niat, Mengapa?

Niat berarti keinginan dalam hati untuk melakukan sesuatu.

Republika/Thoudy Badai
Niat(Ilustrasi)
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Niat merupakan syarat utama dari semua amal perbuatan yang dilakukan. Niat berarti keinginan dalam hati untuk melakukan sesuatu.

Baca Juga

Suatu perbuatan akan bernilai ibadah atau bukan tergantung pada niat pelakunya. Niat yang salah, yaitu bukan karena Allah akan menghilangkan pahala dari amal yang dilakukan. 

Karenanya, ketika mengikrarkan niat dalam hati, benar-benar mengarahkan segala daya upaya hanya tertuju kepada Allah SWT. Tujuan selain kepada-Nya harus disingkirkan jauh-jauh.

Dirikayatkan Amirul Mukminin, Umar Bin Khattab, Äku mendengar Rasulullah bersabda,"Sesungguhnya semua amal perbuatan tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang telah menjadi niatnya. Barang siapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu pun karena Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa hijrahnya untuk harta dunia yang hendak diperolehnya atau untuk seorang wanita yang hendak dinikahinya maka hijrahnya itu pun untuk sesuatu yang dimaksudkannya itu."

(HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Thirmizi, an-Nasaí, Ibnu Majah, dan Ahmad).

 

 

Saat amal perbuatan kita niatkan karena Allah, semua akan terasa ringan dijalankan dan membuat hati terasa tentang lagi tentram. Setelah biat terpatri kuat, langkah selanjutnya adalah bertawakal.

Apa itu tawakal?

Tawakal adalah penyandaran diri hanya kepada Allah SWT. Menyerakan segala urusan kepada-Nya dengan keyakinan penuh bahwa tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat atau memberi mudharat kecuali hanya Allah semata.

Diriwayatkan Abu Umarah al-bara bin Azib, Rasulullah bersabda, Wahai fulan, jika engkau berada di tempat tidurmu, maka berdoalah. Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada MU, aku serahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu, karena aku cinta dan takut kepada-Mu. Tiada tempat berlindung dan mencari selamat dari-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kita yang engkau turunkan, dan kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus. Jika engkau meninggal pada malam itu, engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Jika engkau hidup hingga pagi tiba, engkau akan memperoleh kebaikan. (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ad-Darimi).

(Sumber Selangkah Lagi Anda Masuk Surga, KH Ahmad Lutfi Fathullah).

 

 

 
Berita Terpopuler