Penduduk Desa Emoh Divaksin Covid, Virus Makin Menyebar

Penduduk desa di India percaya Covid-19 hanya menyebar di perkotaan

EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Petugas kesehatan membujuk seorang gembala untuk disuntik vaksin Covid-19 di Tosa Maidan, distrik Budgam Kashmir tengah, India, Senin (21/6). Lokasi yang jauh sekitar 52 kilometer dari Srinagar, India, membuat para tenaga kesehatan harus berjalan melewati hamparan padang rumput dalam mengajak penduduk lokal sekitar untuk menjalani vaksinasi Covid-19. EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAMSOTI --  Penduduk di Jamsoti, sebuah desa yang terletak di pedalaman negara bagian Uttar Pradesh enggan untuk menerima vaksin Covid-19. Mereka percaya virus corona hanya menyebar di perkotaan dan desa mereka aman dari infeksi.

Seorang penduduk desa setempat, Manju Kol, mengunci rumah dan mengajak anak-anaknya lari ke hutan terdekat ketika petugas kesehatan datang untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19. Kol dan keluarganya bersembunyi di hutan selama berjam-jam.

Baca Juga

Mereka kembali ke rumah ketika para petugas kesehatan pergi dari desa mereka di malam hari. “Saya lebih baik mati daripada mengambil vaksin,” kata Kol.

Hal serupa jug dilakukan oleh Panna Lal, seorang penduduk desa Sikanderpur di Uttar Pradesh. Petugas kesehatan yang bertugas untuk vaksinasi Covid-19 mendapat penolakan mutlak. Lal bahkan melarang anggota keluarganya yang lain untuk mendapatkan suntikan vaksin.

“Vaksin tidak akan melindungi saya,” kata Lal yang berusia 56 tahun itu kepada para petugas medis.  “Tuhan telah mengirim saya ke sini dengan selamat dan dia akan terus melindungi saya," ujarnya.

Lonjakan infeksi virus corona yang melanda India pada April dan Mei telah menewaskan lebih dari 180 ribu orang. Sebagian besar penduduk masih enggan untuk divaksin. Para ahli mengatakan keraguan terhadap vaksin, terutama di daerah pedalaman India, dapat membuat infeksi semakin parah.

“Keraguan vaksin menimbulkan risiko untuk mengakhiri pandemi di India,” kata pensiunan ahli virus dan dokter anak T. Jacob John.  “Semakin banyak virus beredar, semakin banyak virus tersebut dapat bermutasi menjadi varian baru berbahaya yang dapat merusak vaksin," ujarnya.

Sejauh ini kurang dari lima persen orang India telah diimunisasi lengkap. Para ahli mengatakan pada akhir tahun tingkat vaksinasi harus naik secara signifikan untuk melindungi sebagian besar orang India dari virus corona.

Sampai saat ini masih ada keraguan yang meluas, yang dipicu oleh disinformasi dan ketidakpercayaan, terutama di daerah perdesaan. Hampir dua pertiga dari 1,4 miliar penduduk India tinggal di perdesaan.

Petugas kesehatan menghadapi perlawanan keras dari orang-orang yang percaya bahwa vaksin dapat menyebabkan impotensi, memiliki efek samping yang serius, dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Beberapa penduduk desa menyebut mereka tidak memerlukan suntikan vaksin karena telah kebal terhadap virus corona.

Selain itu, ada isu yang beredar bahwa vaksin Covid-19 dapat mengganggu siklus menstruasi dan mengurangi kesuburan. Di hampir setiap negara bagian India, lebih banyak pria yang divaksinasi daripada wanita dan kesenjangan itu semakin lebar setiap hari.

Membasmi rumor dan teori konspirasi semacam itu adalah perintah yang sulit bagi banyak orang, terutama di distrik yang didominasi suku di India. Yogesh Kalkonde, seorang dokter kesehatan masyarakat di Gadchiroli, sebuah daerah suku di negara bagian barat Maharashtra, mengatakan di desanya masih ada keyakinan bahwa vaksin lebih berbahaya daripada virus. Kalkonde menerangkan beberapa penduduk di daerah tersebut percaya bahwa vaksin menyebabkan kemandulan.

“Kita harus meyakinkan orang, kami pergi dari pintu ke pintu, dan mengandalkan orang yang telah mengambil vaksin untuk menyebarkan berita baik. Ini adalah proses yang sangat lambat," ujar Kalkonde.

Pemerintah negara bagian telah meningkatkan kampanye vaksinasi yang agresif melalui poster dan pengumuman di radio untuk menghilangkan kecemasan. Beberapa pemerintah daerah sudah mulai memberikan mobil jemputan dari desa-desa terpencil ke sejumlah pusat vaksinasi.

Selain itu, relawan melakukan survei dari pintu ke pintu dan bahkan aksi kampanye untuk mendorong orang agar mau mendapatkan suntikan vaksin. Selama beberapa bulan seorang perawat yang ditunjuk pemerintah, Vibha Singh, telah berupaya membujuk penduduk di sejumlah desa di Uttar Pradesh untuk mendapatkan vaksin. Dia melakukannya dari rumah ke rumah.

“Orang-orang menyuruh kami pergi atau mereka akan memukuli kami,” kata Singh. "Kadang-kadang mereka juga melempari kami dengan batu dan batu bata," ujarnya.

Ahli virologi dan pakar kesehatan masyarakat mengatakan menghilangkan keraguan tentang vaksin di perdesaan India dan menginokulasi orang dengan cepat harus menjadi prioritas penting, karena mayoritas orang India tinggal di pedalaman. Sementara penduduk kota sudah mendapatkan suntikan vaksin lebih cepat.

“Jika mereka dilindungi, sebagian besar India akan dilindungi,” kata Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, K. Srinath Reddy. "Kerentanan mereka terhadap pandemi yang melanda jauh, jauh lebih banyak. Jadi memvaksinasi mereka dengan cepat harus menjadi prioritas," ujarnya.

Reddy mendesak pemerintah negara bagian harus mendukung kelompok swadaya lokal, dewan desa, dan meminta para pemimpin agama setempat untuk turun tangan. “Ini membutuhkan percakapan, bukan hanya pesan top-down,” katanya.

Kepala gugus tugas Covid-19 India, Vinod K. Paul, mengakui ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah tersebut. Dia mengatakan perlu partisipasi publik untuk menghilangkan isu dan informasi yang salah tentang vaksin.

“Tanggung jawab tidak hanya pada pemerintah, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan untuk menciptakan lingkungan seperti itu di mana keraguan yang tidak berdasar ditangani,” kata Paul.

 
Berita Terpopuler