Muzani: Calon Pemimpin tak Hanya Bermodalkan Popularitas

Keterkenalan harus berbanding lurus dengan kemampuan menyelesaikan persoalan.

Dok
Wakil Ketua MPR sekaligus Sekjen DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
Rep: Ali Mansur Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan seorang calon pemimpin tidak boleh hanya bermodalkan popularitas tapi harus memiliki kapasitas dan integritas yang baik. Hal itu agar calon pemimpin tersebut bisa memberikan sumbangsih yang besar bagi pembangunan bangsa.

Baca Juga

"Keterkenalan (popularitas) kita harus berbanding lurus dengan kemampuan kita menyelesaikan persoalan rakyat," kata Muzani dalam keterangan tertulisnya, Ahad (20/6).

Menurut Muzani, seorang calon pemimpin harus belajar dari tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan seperti Bung Karno dan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Pemimpin-pemimpin itu adalah sosok yang benar-benar hadir di tengah rakyat dan membela apa yang menjadi kepentingan rakyat. 

"Presiden Soekarno, sang proklamator yang selalu didambakan kehadirannya oleh rakyat dari Sabang sampai Merauke. Begitu juga Jenderal Soedirman adalah sosok yang patut kita teladani. Seorang yang dengan tulus melakukan pengabdian kepada rakyat, bangsa, dan negara," Muzani. 

Menurut Muzani, kepemimpinan mereka bukan hanya sekadar populer, tetapi juga pengabdian tulus kepada bangsa dan negara. Karena itu, sampai dengan saat ini, tokoh-tokoh itu seakan tetap hadir di tengah-tengah. 

Terkait itu, kata dia, Partai Gerindra memiliki tujuan salah satunya menciptakan calon-calon pemimpin. Karena itu, lanjut Muzani, Partai Gerindra mendirikan Tunas Indonesia Raya (TIDAR) karena proses politik harus menyiapkan pemimpin dalam rangka memberikan estafet perjuangan berikutnya.

 Menurutnya, perjuangan politik Partai Gerindra harus terus berkelanjutan, supaya estafet perjuangan ini terjaga. "Maka kita mendirikan TIDAR sebagai cara untuk menjamin kontinuitas regenerasi kepemimpinan. Karena yang senior ini pada akhirnya akan tergantikan," kata ketua Fraksi Gerindra DPR RI itu.

Muzani mengatakan, bagaimana pun proses politik merupakan salah satu cara yang efektif dalam memberikan andil yang berarti bagi pembangunan bangsa. Karena itu, kader-kader muda Gerindra diharapkan dapat memberikan sumbangsih terbaiknya untuk perbaikan bangsa Indonesia. 

"Nilai tertinggi dari sebuah pengabdian adalah mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi," jelasnya.

Itu sebabnya, kata Muzani, sumpah jabatan dari semua jabatan publik adalah janji mendahulukan kepentingan rakyat. Kader-kader Gerindra dalam memegang jabatan publik harus memegang tehuh janji dan sumpah tersebut. 

Sebab bagi Partai Gerindra  mendahulukan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara di atas kepentingan pribadi adalah tujuan daripada berdirinya partai Gerindra. "Itulah calon-calon pemimpin bangsa yang akan terus kami lahirkan dari partai ini," tutup Wakil Ketua MPR itu.

 
Berita Terpopuler