Turki akan Jaga Bandara Afghanistan Usai Pasukan AS Pergi

Turki akan mengambil peran utama dalam mengamankan bandara Kabul, Afghanistan

AP/Allauddin Khan
Tentara Amerika Serikat yang tergabung dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO berjalan melewati bangkai kendaraan usai serangan bom di Kandahar, Kabul, Afghanistan, Kamis (19/1).
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sepakat Turki akan mengambil peran utama dalam mengamankan bandara Kabul, Afghanistan. Keputusan itu, menurut Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengikuti langkah AS menarik pasukan dari Afghanistan.

Sullivan mengatakan Biden dan Erdogan, dalam pertemuan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO awal pekan, membahas masalah Afghanistan. Erdogan mencari bentuk-bentuk tertentu dari dukungan AS untuk mengamankan bandara dan Biden berkomitmen untuk memberikan dukungan itu.

"Komitmen yang jelas dari para pemimpin telah ditetapkan bahwa Turki akan memainkan peran utama dalam mengamankan Bandara Internasional Hamid Karzai dan kami sekarang bekerja melalui bagaimana mengeksekusi untuk mencapai itu," kata Sullivan.

Kedua negara telah berselisih mengenai sejumlah masalah termasuk pembelian persenjataan Rusia oleh Turki. Ada pula perbedaan kebijakan di Suriah dan Mediterania Timur dan harapan untuk terobosan dalam pertemuan tatap muka pertama antara Erdogan dan Biden sangat tipis.

Kedua pemimpin terdengar optimistis setelah pertemuan mereka meskipun tidak mengumumkan kemajuan nyata yang dibuat. Salah satu bidang kerja sama potensial adalah Afghanistan. Turki telah menawarkan untuk menjaga dan mengoperasikan bandara Kabul setelah pasukan AS dan NATO menarik diri dalam beberapa pekan mendatang. Keamanan bandara sangat penting untuk operasi misi diplomatik dari Afghanistan saat pasukan Barat ditarik.

Pekan lalu, seorang juru bicara Taliban mengatakan Turki harus menarik pasukannya dari Afghanistan di bawah kesepakatan 2020 untuk penarikan pasukan AS. Namun, Sullivan mengatakan komentar Taliban tidak menghalangi rencana keamanan yang detail dan efektif yang disusun AS.

"Jelas kami menganggap serius kekhawatiran bahwa Taliban atau elemen lain di Afghanistan akan menyerang kehadiran Barat atau internasional. Kami tidak percaya bahwa apa yang dikatakan Taliban secara terbuka harus atau akan menghalangi upaya yang sedang dilakukan sekarang untuk membangun kehadiran keamanan itu," ujar Sullivan.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler