Kepatuhan Bermasker yang Melorot Saat Jakarta Genting

Data Dinkes DKI Jakarta kepatuhan bermasker turun hingga 70 persen.

AP/Achmad Ibrahim
Pengemudi yang memakai masker untuk meredam penyebaran wabah virus corona melewati jam sibuk lalu lintas di Jakarta, Indonesia. Dinkes DKI Jakarta mencatat kepatuhan penggunaan masker turun menjadi hanya 30 persen.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Ali Mansur, Antara


Jakarta sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Kenaikan kasus Covid-19 di Ibu Kota terus bertambah.

Setahun lebih setelah pandemi berjalan kepatuhan protokol kesehatan masyarakat namun justru menurun. Di DKI Jakarta kepatuhan penggunaan masker bahkan menurun drastis.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti, mengungkapkan, tingkat ketaatan masyarakat Ibu Kota terhadap prokotol kesehatan, khususnya penggunaan masker menurun drastis. Dia menyebut, saat ini tingkat kepatuhan tersebut hanya sekitar 30 persen.

“Akhir-akhir ini menurun menjadi 20-30 persen,” kata Widyastuti, dalam video yang diunggah akun Youtube BNPB, Kamis (17/6).

Widyastuti menjelaskan, jika berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya pada awal dan akhir tahun 2020 lalu, ketaatan protokol kesehatan masyarakat dalam menggunakan masker mencapai 60 persen. Namun, kini kepatuhan itu menurun.

“Ya, betul (turun 50 persen) ketaatan terhadap memakai masker, jadi kita di posisi terbaik itu sekitar 70 persen, tapi dalam era sekarang 20-25 persen,” ujarnya.

Padahal Widyastuti menilai, penggunaan masker dapat menekan angka penularan Covid-19. Hal ini, kata dia, terlihat saat tingkat kepatuhan masyarakat mencapai 70 persen pada tahun lalu.

“Memang kita warga dalam titik karena sudah 1,5 tahun ini dibatasi aktivitasnya sehingga pada saat kemarin sempat kondisi menurun, jumlah kasus di DKI menurun,” tutur dia.

Mengatasinya, Widyastuti menuturkan, Pemprov DKI akan terus melakukan kampanye dan mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker sebagai langkah mencegah penularan virus corona. Di samping itu, program vaksinasi pun bakal terus dilaksanakan.

“Ini tentu harus kita imbau, makanya dalam suatu kegiatan kampanye yang kita lakukan meskipun DKI Jakarta ini termasuk provinsi yang cakupan vaksinnya cukup bagus. Tetapi tetap kita pesankan vaksinasi bukan satu-satunya cara, harus tetap dibareng pengetatan protokol kesehatan. Ini yang kita imbau,” jelas dia.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, menyampaikan situasi Jakarta tidak dalam keadaan baik di masa pandemi Covid-19 saat ini. Kasus Covid-19 di Ibu Kota Jakarta terus mengalami peningkatan.

"Saya titip salam kepada teman-teman wartawan, sampaikan kepada masyarakat, Jakarta sedang tidak baik-baik saja, angka Covid terus naik," tegas Fadil Imran kepada awak media di Polda Metro Jaya, Kamis (17/6).

Menurut Fadil, meningkatnya kasus Covid-19 dilihat berdasarkan data pasien di wilayah hukumnya yang terus mengalami penambahan. Karena itu, ia meminta agar masyarakat, khusus warga Jakarta untuk lebih meningkatkan protokol kesehatan. Sehingga dapat menekan angka penularan Covid-19 agar tidak terus meningkat.

"Jumlah orang yang masuk rumah sakit makin meningkat. Mari jaga diri, jaga keluarga supaya taat prokes, supaya kita cepat keluar dari persoalan pandemi ini," ajak Fadil.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menargetkan melakukan vaksinasi Covid-19 secara massal kepada 147 ribu warga Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) dari 5-30 Juni 2021. Untuk mensukseskan program tersebut Polda Metro Jaya telah menyiapkan 600 tenaga kesehatan.

"Kami bersama dengan Kodam Jaya, ada 600 nakes yang kita siapkan sebagai Vaksinator dan sudah kita rencanakan 100 titik untuk melakukan vaksinasi," ujar Kabid Humas Pold Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.

Menurut Yusri, dari 147 ribu warga yang ditargetkan akan dibagi ke 10 Polres dan juga Polda Metro Jaya sendiri. Kemudian sebanyak 350-400 vaksin yang harus dilakukan oleh Polres setiap hari. Namun pihaknya tengah mendata ditempat yang menjadi skala prioritas yang harus didahulukan untuk vaksinasi.

"Contoh di tempat padat penduduk nantinya akan kita lakukan vaksinasi massal, ini terus masif diharapkan tanggal 30 vaksin itu sudah selesai kemudian akan diberikan lagi," ungkap Yusri.





Baca Juga

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengungkapkan, per Rabu (16/6) jumlah warga di Ibu Kota yang telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 tahap 1 mencapai 3.041.573 orang. Menurut Anies, capaian jumlah ini lebih cepat dua pekan dari target waktu yang ditentukan.

Hal tersebut ia sampaikan melalui unggahan pada akun Instagram pribadinya @aniesbaswedan. "DKI: 3 Juta orang telah divaksin! Alhamdulillah, kita lewati capaian ini kemarin. Dari target 30 Juni, tercapai 16 Juni, dua pekan lebih cepat," tulis Anies seperti dikutip dalam unggahan tersebut, Kamis (17/6).

Berdasarkan data yang diunggah Anies, dari total tersebut, baru sebanyak 1,8 juta orang yang telah menjalani vaksinasi tahap 2. Jumlah ini baru mencapai 62,4 persen dari sekitar 3 juta orang yang ditargetkan.

Pemberian vaksin dosis pertama untuk kelompok tenaga kesehatan telah mencapai 135.728 orang atau melampaui target hingga 120,9 persen. Kemudian, untuk petugas pelayan publik sebanyak 2.310.799 orang atau sekitar 116 persen dari target 1.976.757 orang.

Lalu, untuk target vaksinasi dosis kedua, hanya kelompok tenaga kesehatan yang telah melampaui target. Sebanyak 120.935 tenaga kesehatan sudah disuntik dosis kedua atau telah mencapai 107,7 persen dari 112.301 orang yang ditargetkan.

Sementara itu, vaksinasi terhadap kelompok lanjut usia (lansia) belum memenuhi target. Hingga saat ini, vaksin dosis satu baru disuntikkan kepada 595.046 orang atau 65,3 persen dari 911.631 orang yang ditargetkan.

Lalu, vaksinasi dosis dua bagi lansia baru mencapai 58,7 persen atau 535.273 orang. Sedangkan dosis dua bagi petugas layanan publik saat ini mencapai 1.215.119 orang atau sebesar 61,5 persen dari target.

Jakarta memang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo untuk bisa mencapai kekebalan kelompok di bulan Agustus. Sebanyak 400 ribu dosis vaksin AstraZeneca difokuskan untuk dihabiskan dalam bulan-bulan ini di Jakarta.

Vaksinolog dan spesialis penyakit dalam, dr Dirga Sakti Rambe, memastikan AstraZeneca efektif saat berhadapan dengan varian Delta yang sudah ditemukan di Jakarta.

"Ada tiga merek vaksin di Indonesia, merek yang akhir-akhir ini digunakan efektif terhadap varian Delta. Merek vaksin awal yang digunakan di Indonesia belum ada laporan (efektivitas terhadap varian Delta)," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.

Dia menegaskan, vaksin Covid-19 di Indonesia efektif dalam mencegah seseorang mengalami gejala-gejala sakit berat ketika terinfeksi virus, tapi bukan berarti mendapatkan vaksin berarti sudah kebal 100 persen dari penyakit. Semua orang yang sudah divaksin masih bisa terkena Covid-19 atau menularkan virus, namun karena sudah memiliki antibodi, penyakit yang dialami tidak berat.

"Beberapa mutasi menunjukkan vaksin jadi kurang efektif, tapi secara umum masih efektif. Tugas kita untuk mencegah virus bermutasi adalah menekan penularan, agar penularannya terhenti," kata dia.

Dirga mengingatkan, vaksinasi tidak boleh membuat orang-orang menjadi lengah. Protokol kesehatan dan prinsip 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak tetap harus dipatuhi."Tidak ada vaksin yang 100 persen efektif, bukan berarti divaksin lalu bebas kumpul-kumpul," jelas dia.

Masker N95 bisa dipakai ulang dengan sejumlah syarat - (Republika)








 
Berita Terpopuler