Kala Ganjar Curiga Varian Delta Sudah Menyebar di Wilayahnya

Ganjar meminta kepala daerah di Jateng melakukan tes genome sequencing.

Istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menunjungi tempat isolasi terpusat para penyintas Covid-19, di Rusunawa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Ahad (13/6).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bowo Pribadi, Wahyu Suryana, Rr Laeny Sulistyawati

Pemerintah pusat telah mengonfirmasi penyebaran virus corona varian Delta di Indonesia, salah satunya ditemukan di Kabupaten Kudus. Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo bahkan curiga, varian Delta di Kudus sudah menyebar ke daerah lain di Jateng.

"Yang terdeteksi sekarang baru di Kudus, tapi semuanya harus waspada. Saya minta bupati/wali kota kalau ambil sampel tes, tolong juga ambil sampel untuk tes genome sequencing," katanya usai memimpin rapat penanganan Covid-19 bersama bupati/wali kota se-Jateng secara daring di Semarang, Senin (14/6).

Dalam rapat itu juga terungkap bahwa satu kasus positif Covid-19 yang ditemukan di Kabupaten Sragen diketahui berasal dari seseorang yang pulang setelah mengikuti acara kondangan di Kudus. Atas informasi itu, Ganjar meminta daerah lain untuk waspada.

Kasus di Sragen menginspirasi Ganjar untuk menghubungkan dengan perkembangan dan persebaran kasus Covid-19 di Jateng, yang terjadi akhir- akhir ini. Dari satu titik di Kudus, kemudian berkembang ke daerah lain hingga menyebabkan beberapa daerah sekitarnya menjadi zona merah risiko penyebaran virus Corona yang ditandai lonjakan kasus harian.

Baca Juga

“Rasa- rasanya hipotesisnya berhubungan dengan Kudus, maka saya perintahkan ini segera dilakukan pengambilan sampel genome sequencing guna mencari sejauh mana varian baru tersebut telah menyebar,” ujarnya.

Dengan begitu, maka akan diketahui lebih cepat apabila varian baru memang sudah menyebar. Masyarakat pun diminta berhati-hati, sehingga tidak ada kata lain selain menaati dan disiplin dalam menjaga protokol kesehatan.

“Pakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan pakai sabun, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan,” tambah gubernur.

 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menambahkan, sampai saat ini baru di Kabupaten Kudus yang terkonfirmasi ditemukan varian baru Covid-19. Kendati begitu saat ini sudah ada beberapa daerah yang telah mengirimkan sampel genome sequencing-nya.

Yulianto juga membenarkan ada perintah dari gubernur agar semua daerah wajib mengambil sampel untuk tes genome sequencing. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyebaran varian baru itu di daerah lain.

Kendati begitu, lanjutnya, ada sejumlah ketentuan pemerintah daerah mengapa wajib mengambil sampel genome sequencing. Di antaranya terjadi penularan cepat di suatu wilayah, adanya orang baru mendarat dari negara asing, orang-orang yang tidak rentan mulai terinfeksi dan sebagainya.

“Termasuk jika ada orang yang sudah divaksin namun masih terkonfirmasi Covid-19, penyintas yang kembali tertular atau ada pasien Covid-19 dengan CT value di bawah 25,” tambah Yulianto.

 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfrimasi 62 kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus terkait dengan mutasi virus varian Delta. Dari kasus yang terjadi di Kudus menunjukkan kemungkinan besar adanya transmisi lokal varian Delta.

"Sampai saat ini jumlah yang positif varian Delta di Kudus berjumlah 62," kata  Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika, Senin (14/6).

Ia menambahkan, sebagian pasien ini masih menjalani isolasi dan dirawat. Kemudian sebagian besar lainnya sudah sembuh.

Terkait tingginya mutasi virus di Kudus, Nadia menjelaskan karena transmisi lokal, mobilitas yang tinggi dan protokol kesehatan (prokes) yang kendor. Apalagi, dia melanjutkan, Kudus adalah tujuan mudik dan destinasi wisata rohani.

Namun, Siti Nadia memastikan adanya mutasi virus ini tidak mengganggu efikasi vaksin. Untuk mengatasi penularan virus ini, dia melanjutkan, Kemenkes masif melakukan pengujian dan pelacakan serta mempercepat vaksinasi. Di satu sisi, Kemenkes juga meminta masyarakat menghindari kasus Covid-19 termasuk mutasinya dengan tetap disiplin prokes dan menghindari kerumunan.

Varian Delta terkonfirmasi ditemukan di Kudus lewat pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) Pokja Genetik FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM) yang hasilnya keluar 11 Juni 2021. Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr. Gunadi mengatakan, dari 34 sampel diperiksa, 28 terkonfirmasi sebagai varian Delta.

"Sebelumnya sudah terdeteksi beberapa kasus, namun acak dan sekarang sudah jadi klaster di Kudus. Artinya, kemungkinan besar sudah terjadi transmisi lokal di Indonesia, khususnya di Kudus. Tidak menutup kemungkinan juga ke luar Kudus," kata Gunadi, Senin (14/6).

Varian delta ditetapkan WHO menjadi Variant of Concern (VoC) 31 Mei 2021 karena berdampak besar kesehatan global. Penuhi satu atau lebih dari tiga dampak yang ditimbulkan, daya transmisi, keparahan pasien dan pengaruh kepada sistem imun.

Ia menerangkan, varian Delta telah terbukti menimbulkan dua dampak yaitu lebih cepat menular serta mampu mempengaruhi respons sistem imun manusia. Transmisi yang begitu cepat telah terlihat dari kasus di India dan Kudus itu sendiri.

"Varian Delta bisa menurunkan respon sistem imun kita terhadap infeksi Covid, baik respons imun yang ditimbulkan infeksi alamiah maupun vaksin," ujar Gunadi.

Mengingat dampak yang ditimbulkan cukup serius, Gunadi meminta masyarakat tetap disiplin menjalankan prokes pencegahan Covid. Berlaku bagi seluruh masyarakat, termasuk yang telah melakukan vaksinasi karena reinfeksi masih bisa terjadi.

"Prokes harus diperketat. Meski sudah vaksin, prokes tidak boleh longgar," kata Gunadi.

 

Nama baru varian covid-19. - (republika)

 
Berita Terpopuler