Target Ambisius 7,5 Juta Warga Jakarta Tervaksinasi Agustus

Jokowi meminta vaksinasi di Jakarta digenjot hingga 100 ribu per hari.

ANTARA/Fakhri Hermansyah
Sejumlah warga rumah susun (rusun) Marunda berfoto usai mengikuti vaksinasi Covid-19 di Jakarta Utara, Jumat (11/6/2021). Presiden Jokowi menargetkan kekebalan komunal harus sudah tercapai pada bulan Agustus di Jakarta.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Flori Sidebang, Rr Laeny Sulistyawati, Antara

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan sebanyak 7,5 juta penduduk di DKI Jakarta harus sudah tervaksinasi pada akhir Agustus nanti. Ia menyadari, target yang dimintanya kepada Gubernur DKI Jakarta tersebut sangat ambisius, namun percepatan ini perlu dilakukan untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity.

Hal ini disampaikan Jokowi saat meninjau vaksinasi massal Covid-19 bagi masyarakat umum dan difabel di rumah susun Tanah Tinggi Jakarta, Senin (14/6). “Saya juga tadi telah menyampaikan kepada Gubernur DKI untuk nanti di akhir Agustus target 7,5 juta penduduk di Jakarta harus sudah tervaksinasi,” kata Jokowi.

Jokowi meminta agar seluruh pihak baik di jajaran pemerintah kota hingga tingkat kelurahan, serta seluruh fasilitas kesehatan di DKI Jakarta mendukung pelaksanaan percepatan vaksinasi Covid-19 ini. Hal ini dilakukan mengingat interaksi antara masyarakat dan juga mobilitas masyarakat yang sangat tinggi.

“Sehingga kecepatan vaksinasi sangat menentukan sekali penyebaran dari Covid-19,” tambah dia.

Guna mewujudkan kekebalan komunal di ibu kota, Presiden berharap target 100 ribu dosis vaksinasi per hari di DKI Jakarta bisa direalisasikan mulai pekan depan. "Kita harap DKI Jakarta mulai minggu depan, satu hari target yang kita berikan 100 ribu bisa dicapai. Sebanyak 100 ribu per hari," ujar Presiden.

Presiden telah berbicara dengan Menteri Kesehatan dan Gubernur DKI terkait manajemen pelaksanaan, persiapan dan ketersediaan jumlah vaksin."Dari hitung-hitungannya saya kira insya Allah semuanya lancar," jelas Presiden.

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan, pelaksanaan vaksinasi di rumah susun Tanah Tinggi ini diselenggarakan mengingat kawasan ini merupakan daerah padat penduduk dengan interaksi yang sangat tinggi. Karena itu, vaksinasi Covid-19 diprioritaskan diberikan untuk masyarakat sekitar.

“Bayangkan, kalau di rusun ini satu saja ada yang terkena, menyebarnya ini akan cepat sekali sehingga vaksinasi ini sangat diperlukan di kawasan ini,” ucapnya. Selain meninjau pelaksanaan vaksinasi di kawasan ini, Presiden Jokowi sebelumnya juga telah meninjau pelaksanaan vaksinasi di Kota Bekasi dan juga waduk Pluit Jakarta.

Jumlah kasus Covid-19 di DKI Jakarta mengalami lonjakan cukup tinggi dalam sepekan terakhir. Namun, tingkat kematian akibat virus corona itu cenderung stabil dan tidak mengalami peningkatan signifikan.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, menilai, hal ini terjadi lantaran program vaksinasi sangat membantu dalam menurunkan risiko kematian. "Mengapa angka kematian relatif stabil, salah satunya orang tua yang sudah vaksinasi di Jakarta mencapai angka 65 persen," kata Anies di Blok S, Jakarta Selatan, Ahad (13/6).

"Tenaga kesehatan, petugas publik, dan petugas-petugas swasta, kalau yang di pemerintah sudah 100 persen (divaksin). Itu sangat membantu menurunkan risiko penularan, perawatan dan kematian," tambahnya.

Oleh karena itu, Anies menuturkan, pihaknya akan terus meningkatkan program vaksin Covid-19 di Ibu Kota. Dia menyebut, Pemprov DKI menargetkan 3 juta vaksinasi pada akhir bulan ini.

"Saat ini vaksinasi di Jakarta, di akhir Juni ini, ditargetkan 3 juta vaksinasi. Per hari ini (13/6) sudah tercapai 2,87 juta," jelas dia.



Baca Juga

Sementara itu, ia mengungkapkan, dalam beberapa hari ini kondisi di Ibu Kota sangat mengkhawatirkan lantaran adanya peningkatan kasus Covid-19 yang cukup signifikan. Menurut dia, hal tersebut merupakan imbas dari masa libur Lebaran pada bulan Mei 2021 lalu.

"Beberapa hari ini kondisi di Jakarta amat mengkhawatirkan. Kita menghadapi gelombang baru peningkatan kasus covid setelah musim libur Lebaran bulan lalu," ujar dia.

"Lonjakannya mulai dirasakan hari-hari ini bukan hanya di Jakarta, tapi di berbagai wilayah di Indonesia," tambahnya.

Anies mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, pada tanggal 6 Juni 2021 angka kasus aktif Covid-19 sebesar 11.500 kasus. Kemudian, jelas dia, dalam sepekan bertambah sebanyak 50 persen.

"Data menunjukkan bahwa di dalam satu minggu terakhir, kasus aktif di Jakarta tanggal 6 Juni 11.500, dan hari ini menjadi 17.400. Dalam waktu satu minggu mengalami pertambahan 50 persen," ungkap dia.

Selain itu, Anies menuturkan, positivity rate di DKI Jakarta juga melonjak, dari pekan sebelumnya sebesar 9 persen menjadi 17 persen. Padahal, menurut dia, kemampuan testing yang dilakukan di Ibu Kota sudah empat kali lipat.

"Pekan ini ditingkatkan 8 kali lipat, tapi tetap positivity rate-nya tinggi. Ini menunjukkan di luar sana ada peningkatan kasus yang amat signifikan," tutur dia.

Lebih lanjut ia pun menyampaikan, tingkat keterisian tempat tidur isolasi atau bed occupancy rate (RS) di rumah sakit rujukan Covid-19 seluruh wilayah DKI Jakarta mengalami lonjakan. Dia menuturkan, pada tanggal 5 Juni, tingkat keterisian tempat tidur sebesar 45 persen. Kini, meningkat menjadi 75 persen.

Anies menyebut, dari tingkat keterisian itu, 27 persen pasien Covid-19 di antaranya adalah warga dari luar Jakarta. "Jadi satu dari empat pasien yang ada di Jakarta adalah (warga) luar Jakarta. Kita memperlakukan sama, tidak membedakan. Tapi kita berharap agar seluruh wilayah Jakarta, maupun tetangga Jakarta ambil sikap yang sama," tuturnya.

Anies pun mengingatkan kepada seluruh komponen masyarakat, baik pelaku usaha, kegiatan sosial, kegiatan budaya, dan keagamaan untuk terlibat dalam mengendalikan kondisi yang sedang dihadapi saat ini, yaitu dengan menaati seluruh protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Di antaranya terkait jam operasional tempat usaha, kapasitas jumlah pengunjung, serta penggunaan masker.

"Kita bertanggung jawab atas kondisi yang sekarang sedang kita hadapi. Cara bertanggung jawab adalah dengan menjalakan seluruh protokol kesehatan. Kita harus bekerja bersama-sama dan tidak mungkin ini kita kerjakan sendirian," ujarnya.

Ia juga memastikan bahwa pihaknya akan menegakkan aturan yang telah ditetapkan dan memberikan sanksi tegas. Menurut Anies, tidak ada kompromi bagi para pelanggar protokol kesehatan.

"Kita tidak akan komproni terhadap pelanggar-pelanggar yang mengambil sikap tidak bertangung jawab di masa pandemi ini. Saya minta untuk semuanya taati, disiplin (protokol kesehatan)," tegas dia.

Sementara itu upaya menggenjot vaksinasi di DKI Jakarta akan dilakukan menggunakan 400 ribu dosis Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang masa kedaluwarsanya habis bulan ini. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) fokus memanfaatkan vaksin ini sebanyak mungkin dan fokus digunakan di DKI Jakarta

"Kami mengupayakan untuk terus dimanfaatkan seoptimal mungkin," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi Republika, Ahad (13/6).

Ia menambahkan, 400 ribu vaksin AstraZeneca yang akan habis masa berlakunya ini fokus digunakan di DKI Jakarta. Vaksin akan disuntikkan sebanyak mungkin di ibu kota saja.
"Satu provinsi kan luas," ujarnya.

Untuk menghabiskan stok vaksin ini, ia menyebutkan Kemenkes menggandeng rukun tetangga (RT)/rukun warga (RW) setempat. Mengenai vaksin merek lain selain AstraZeneca yang akan habis masa berlakunya, Nadia mengaku belum ada. Sejauh ini, ia menyebutkan belum ada vaksin Covid-19 yang akan habis masa berlakunya dalam waktu dekat.

Tiga hoaks terbaru soal vaksinasi Covid-19 - (Republika)

 
Berita Terpopuler