Ribuan Orang di London Lakukan Aksi Tuntut Hak Palestina

Demonstran menilai negara G7 terlibat kejahatan perang karena mendukung Israel.

AP / John Minchillo
Ribuan Orang di London Lakukan Aksi Tuntut Hak Palestina. Peralatan konstruksi berat digunakan untuk menyaring puing-puing untuk menemukan barang-barang berharga sebelum diangkut dari lokasi bangunan yang hancur dalam serangan udara sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas di Gaza dan Israel, Kamis, Mei. 27, 2021, di Kota Gaza.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, LONDON -- Ribuan orang menghadiri pawai solidaritas pro-Palestina di London. Mereka menyerukan para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) yang saat ini bertemu di Inggris barat daya mendukung hak-hak Palestina.

Baca Juga

Sebagai bagian dari unjuk rasa "Tolak G7: Hari Aksi untuk Keadilan Internasional", para demonstran berbaris menuju kediaman resmi Perdana Menteri Borris Johnson di Downing Street, Sabtu (12/6). Mereka memegang plakat dan meneriakkan slogan yang memprotes kebijakan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya apa yang mereka katakan sebagai keterlibatan dalam kejahatan perang Israel terhadap Palestina oleh Inggris dan pemerintah G7 lainnya. Mantan pemimpin partai Buruh Jeremy Corbyn, menghadiri aksi ini dan berbicara kepada orang banyak.

"Dalam demonstrasi 'Justice For Palestine' hari ini di London, saya juga menyerukan penghentian penjualan senjata," tulis Corbyn di akun Twitter miliknya, dikutip di Aljazirah, Ahad (13/6).

Ia menyebut senjata buatan Inggris membunuh warga sipil, termasuk anak-anak, dalam konflik di luar negeri. Hal ini harus dihentikan.

Aksi tersebut dilakukan bersamaan dengan pertemuan yang dilakukan oleh tujuh negara ekonomi terkemuka, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat. Untuk pertama kalinya mereka melakukan pertemuan tatap muka di Cornwall untuk mengatasi masalah global, krisis kesehatan dan perubahan iklim.

Reporter Aljazirah Paul Brennan mengatakan fokus para demonstran berubah dan berkembang sejak gencatan senjata yang rapuh diumumkan, antara Israel dan Hamas selaku kelompok yang mengatur Jalur Gaza yang terkepung. Pengeboman 11 hari Israel di Gaza menewaskan 253 warga Palestina, termasuk setidaknya 66 anak-anak. Hal ini mengakibatkan banyak bangunan, rumah dan infrastruktur hancur di daerah kantong yang terkepung.

 

"Apa yang mereka bicarakan sebagian besar adalah aksi BDS, untuk mencoba memaksa Israel memperlakukan rakyat Palestina dengan lebih baik,” kata Brennan, merujuk pada gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) yang dipimpin Palestina.

Ia menyebut para pengunjuk rasa menyerukan kepada para pemimpin G7 agar benar-benar memperhatikan hal tersebut dan menangani masalah ini dengan serius. Para pengunjuk rasa akan terus menekan sehingga muncul tindakan yang dirasa perlu dan tak terhindarkan.

Presiden Asosiasi Muslim Inggris Raghad al-Takriti mengatakan pesan kepada para pemimpin G7 ini jelas, yakni menegakkan hukum internasional. Mereka menuntut kepatuhan terhadap hukum internasional.

"Sudah waktunya bagi para pemimpin ini berbicara tentang penegakan hukum, untuk mengakhiri pengepungan di Gaza dan untuk menghentikan keterlibatan mereka, atas kesepakatan senjata dengan Israel," katanya.

Beberapa kelompok yang ambil bagian dalam aksi ini adalah Friends of Al-Aqsa dan Palestine Solidarity Campaign (PSC). Mereka memperkirakan sekitar 8.000 orang muncul di luar Downing Street menuntut keadilan bagi warga Palestina.

Dalam beberapa pekan terakhir, ratusan warga Palestina telah ditangkap di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki karena memprotes kebijakan Israel. Puluhan orang terluka dalam bentrokan dengan polisi bersenjata Israel. Setidaknya empat warga Palestina, termasuk seorang anak ditembak dan dibunuh sejak Kamis di Tepi Barat yang diduduki. 

 

https://www.aljazeera.com/news/2021/6/12/thousands-marched-for-palestinian-rights-in-london-amid-g7-summit

 
Berita Terpopuler