KKP Ajak Investor Swasta Buka Tambak Udang di Pasuruan

KKP menyebut investasi tambak udang vaname semakin mudah karena teknologi budidaya

ANTARA/Dedhez Anggara
Pekerja memberi pakan udang vanamei di areal tambak desa Singaraja, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) akan merevitalisasi lahan tambak udang yang terbengkalai untuk mendongkrak target produksi 2 juta ton pada tahun 2024.
Rep: Muhammad Nursyamsi  Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus melakukan akselerasi peningkatan produksi dan ekspor udang sebesar 250 persen pada 2024. Salah satu caranya dengan mendorong investasi swasta, baik melalui pengembangan tambak secara intensifikasi dan ekstensifikasi, maupun dengan membangun industri pengolahan udang yang mampu menciptakan nilai tambah. 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pasar udang dunia yang mencapai 24 miliar dolar AS per tahun merupakan peluang bagi Indonesia. "Pasar udang yang menjanjikan serta sudah adanya teknologi untuk meningkatkan produksi, menjadi alasannya untuk mengembangkan komoditas perikanan tersebut," ujar Trenggono dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (10/6).

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti mengatakan, udang vaname termasuk jenis udang unggulan yang akan dijadikan prioritas dalam mencapai target produksi udang nasional. Terlebih komoditas ini sangat potensial dikembangkan untuk membangkitkan perekonomian. 

"Investasi pada udang vaname semakin mudah dengan tersedianya teknologi budidaya,  dukungan infrastruktur dasar maupun pendukung, akses dan peluang pasar yang terbuka, keberpihakan regulasi serta adanya kemudahan akses pembiayaan yang lebih terjamin," ucap Artati.

Untuk itu, lanjut Artati, Ditjen PDSPKP bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pasuruan menggelar Forum Promosi Investasi dengan tema Pacu Minat Investasi pada Usaha Budidaya Udang Vanamei dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan menuju Korporasi Usaha, di Pasuruan awal pekan ini 

Menurut Artati, usaha budidaya udang dapat dilakukan hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Selain itu, udang merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi dan mudah dipasarkan. Hal ini tecermin dari nilai ekspor komoditas perikanan tertinggi adalah udang. 

"Produksi udang budidaya pada 2019 mencapai 517.397 ton, dengan total nilai ekspor komoditas udang sebesar 1,72 miliar dolar AS," sambung Artati.

Khusus kinerja investasi kelautan dan perikanan nasional pada 2020, ucap Artati, Provinsi Jawa Timur menempati peringkat pertama dengan realisasi investasi mencapai Rp 1,53 triliun. Adapun investasi komoditas udang di Jawa Timur mencapai Rp 140,1 miliar dan di Kabupaten Pasuruan realisasi investasi mencapai Rp 188,79 miliar. 

"Di Pasuruan 100 persen dikontribusikan oleh bidang usaha pengolahan," ungkap Artati. 

Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDSPKP, Catur Sarwanto menyebut udang menempati urutan pertama untuk komoditas ekspor di Provinsi Jawa Timur dengan volume ekspor sebesar 83,02 ton. Jumlah ini tumbuh 23,10 persen pada periode 2019-2020 dengan nilai ekspor mencapai 755,62 juta dolar AS atau 60,35 persen dari total nilai ekspor. 

"Untuk mendorong investasi di sektor kelautan dan perikanan, KKP terus berupaya untuk mengundang calon investor untuk berinvestasi, antara lain melalui penyelenggaraan promosi dan forum investasi, serta pendampingan investor," ucap Catur. 

Wakil Bupati Pasuruan, KH Abdul Mujib Imron mengatakan Pasuruan memiliki ketersediaan lahan usaha budidaya vanamei seluas 4.996 hektare dengan lokasi potensial yang terletak di 4 kecamatan yaitu Lekok, Rejoso, Kraton dan Bangil. 

 

"Khusus kali ini, lahan yang siap digunakan seluas 190 hektare dengan nilai total investasi sekitar Rp 543 miliar," kata Mujib. 

 
Berita Terpopuler