Sinyal Eks Bos Mossad, Israel Habisi Ilmuwan Iran

Israel diduga juga berada di balik serangan ke fasilitas nuklir Iran.

timesofsiarel
Sebuah bangunan rusak akibat kebakaran di fasilitas pengayaan uranium Natanz sekitar 200 mil (322 kilometer) selatan ibu kota Teheran, Iran, dalam foto yang dirilis pada 2 Juli 2020 oleh Organisasi Energi Atom Iran.
Rep: Dwina Agustin Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Eks kepala dinas intelijen Mossad Israel Yossi Cohen memberi sinyal bahwa Israel berada di balik serangan baru-baru ini yang menargetkan program nuklir Iran dan seorang ilmuwan militer. Dia juga memberikan peringatan kepada ilmuwan lain dalam program nuklir Iran bahwa bisa menjadi target pembunuhan.

Cohen berbicara kepada program investigasi Channel 12 Israel “Uvda” dalam segmen yang ditayangkan Kamis (10/6) malam. "Jika ilmuwan bersedia mengubah karier dan tidak akan menyakiti kita lagi, ya kadang-kadang kami menawarkan mereka jalan keluar," katanya dalam acara tersebut.

Dari beberapa serangan besar yang menargetkan Iran, tidak ada yang menyerang lebih besar dari dua ledakan selama setahun terakhir di fasilitas nuklir Natanz. Fasilitas sentrifugal itu memperkaya uranium dari ruang bawah tanah yang dirancang untuk melindungi mereka dari serangan udara.

Pada Juli 2020, sebuah ledakan misterius menghancurkan perakitan sentrifugal canggih Natanz. Iran menuduh Israel berada di balik serangan itu. Kemudian, pada April tahun ini, ledakan lain merobek salah satu ruang pengayaan bawah tanahnya.

Pewawancara, jurnalis Ilan Dayan, mencoba menggambarkan deskripsi rinci tentang cara Israel menyelundupkan bahan peledak ke ruang bawah tanah Natanz.

"Orang yang bertanggung jawab atas ledakan ini, menjadi jelas, memastikan untuk memasok ke Iran fondasi marmer di mana sentrifugal ditempatkan. Ketika mereka memasang fondasi ini di dalam fasilitas Natanz, mereka tidak tahu bahwa itu sudah mencakup sejumlah besar bahan peledak," kata Dayan.

Dayan juga mengangkat pembunuhan atas Mohsen Fakhrizadeh pada November. Ilmuwan Iran itu  memulai program nuklir militer Teheran beberapa dekade lalu. Badan-badan intelijen AS dan Badan Energi Atom Internasional meyakini Iran mengabaikan upaya terorganisasi untuk mencari senjata nuklir pada 2003.

Baca Juga

Dayan di segmen itu menggambarkan Cohen sebagai secara pribadi mengawasi seluruh gerakan. Dayan juga menggambarkan cara senapan mesin yang dioperasikan dari jarak jauh yang dipasang di sebuah truk pikap membunuh Fakhrizadeh dan kemudian menghancurkan dirinya sendiri.

Cohen menggambarkan upaya Israel untuk mencegah ilmuwan Iran mengambil bagian dalam program tersebut. "Mereka melihat teman-teman mereka," ujar Cohen ketika ditanya apakah para ilmuwan memahami implikasinya jika mereka tidak berhenti.

Media di Israel beroperasi di bawah kebijakan puluhan tahun yang mengharuskan jurnalis untuk menghapus cerita yang melibatkan masalah keamanan melalui sensor militer. Pernyataan Cohen tampaknya sengaja dilakukan untuk menunjukkan Israel ingin mengeluarkan peringatan baru kepada Iran di tengah negosiasi nuklir Wina.


 
Berita Terpopuler