Pengusiran Warga Palestina, Tagar SheikhJarrah Jadi Populer

Tagar Sheikh Jarrah jadi isu hangat di Media Sosial.

AP/Maya Alleruzzo
Adel Budeiri menunjuk ke dokumen dalam kasus pengadilan untuk beberapa keluarga Palestina, termasuk keluarganya, yang berisiko digusur paksa dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur, Minggu, 9 Mei 2021.
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  YERUSALEM -- Tagar #SaveSheikhJarrah dan #SheikhJarrah masih populer di media sosial. Tagar ini penanda pengusiran ilegal warga Palestina oleh Israel dari tanah dan rumah mereka di Yerusalem Timur yang diduduki.

Baca Juga

Selama beberapa dekade, Sheikh Jarrah hanyalah lingkungan lain di Yerusalem Timur yang diduduki. Akan tetapi ceritanya tetap menjadi topik hangat di media sosial semenjak protes berkobar terhadap rencana pengusiran warga Palestina dari tanah, dan rumah mereka sendiri.

"Kami telah berhasil, tidak hanya untuk menjelaskan pemukiman di Yerusalem tetapi juga pada hak-hak warga Palestina untuk membela diri, hak mereka untuk melawan penjajah, dan hak mereka untuk narasi mereka sendiri," kata seorang penulis dan penyair Palestina dari Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, Muhammad el Kurd, dilansir dari laman TRT World pada Senin (7/6).

El Kurd menjadi salah satu dari mereka yang menghadapi kehilangan rumah. Dia telah bekerja tanpa lelah untuk mempublikasikan masalah ini dan dalam prosesnya memperoleh lebih dari 180 ribu pengikut Twitter, serta lebih dari setengah juta di Instagram.

"Dari awal kampanye, wacana kami sangat jelas. Kami berbicara tentang kolonialisme dan pemukiman, bukan hanya tentang pelanggaran hak asasi manusia," kata dia.

Protes di Sheikh Jarrah menyebar awal bulan lalu ke kompleks masjid Al Aqsa. Hal ini memicu tindakan keras oleh pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di sana.

Hal itu juga memicu pemboman 11 hari di Gaza oleh Israel, yang pada gilirannya memicu protes di seluruh dunia untuk mendukung Palestina. Tagar #SheikhJarrah dan #SaveSheikhJarrah menjadi viral dan masih menjadi topik hangat di media sosial.

Di samping itu, selebriti dari aktor Mark Ruffalo dan Viola Davis hingga pesepakbola Manchester City Riyad Mahrez telah memposting tentang tempat tersebut di media sosial.

Kurd menyebut situasi di Sheikh Jarrah sebagai contoh kecil kolonialisme pemukim Zionis di Yerusalem dan Palestina pada umumnya, yang mencerminkan keseimbangan kekuatan. "Semua orang dapat melihat bahwa kami menentang sistem hukum rasis yang ditulis untuk melindungi dan mendukung pemukim," katanya.

 

Israel secara ilegal menduduki Yerusalem timur pada 1967. Kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Di bawah hukum Israel, pemukim Yahudi dapat mengklaim tanah milik orang Yahudi sebelum berdirinya Israel 1948, bahkan jika keluarga Palestina telah tinggal di sana selama beberapa dekade. Sebuah langkah yang bertentangan dengan Konvensi Jenewa dan hukum internasional.

Orang-orang Palestina, yang nenek moyangnya menjadi pengungsi dalam perang 1948, tidak memiliki sarana untuk mendapatkan kembali rumah atau tanah mereka di Israel modern.

Kelompok hak asasi Israel Ir Amim menyatakan, hingga 1.000 warga Palestina di Sheikh Jarrah, dan distrik Silwan di dekatnya menghadapi pengusiran secara ilegal.

Di luar rumahnya, setengahnya diambil alih pada 2009 oleh seorang pemukim Yahudi, Kurd mengatakan dia terus terhubung dengan dunia maya dari pagi hingga malam.

 

 

"Kami telah melihat perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam opini publik di seluruh dunia," kata Kurd, yang berbicara bahasa Inggris dengan sempurna dan sedang belajar untuk gelar Master di AS.

"Saya kira yang membuat tagar #SaveSheikhJarrah sukses adalah narasi yang kami gunakan," lanjut dia.

Di belakangnya, bendera Israel berkibar di sebuah rumah yang diambil alih oleh pemukim setelah tetangganya diusir.

"Orang-orang sudah mulai memahami kasus Sheikh Jarrah dan tentang kolonialisme secara umum di Yerusalem," kata pemuda Palestina, yang saudara kembarnya Mona juga sangat aktif di media sosial.

 

"Bahkan jika kami tidak berhasil menyelamatkan rumah, kami telah melakukan sesuatu yang lebih besar," lanjut dia.

 
Berita Terpopuler