Sarjana Barat Akui Kebenaran Isyarat Alquran Soal Semesta

Alquran menyebutkan isyarat asal usul penciptaan alam semesta

blogspot.com
Alquran menyebutkan isyarat asal usul penciptaan alam semesta. Alam semesta (ilustrasi).
Rep: Ali Yusuf Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Berdasarkan pengamatan para ahli bahwa alam semesta ini asal mulanya adalah gumpalan asap bahasa ilmianya disebut 'nebula primer'. 

Baca Juga

Syaifuddin Al-Indunisi dalam bukunya 'Kilauan Mukjizat Alquran' menuliskan isyarat ini dijelaskan dengan firman Allah SWT dalam surat Al Anbiya ayat 30:

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu Kemudian kami pisahkan antara keduanya."

Syaifuddin mengatakan, merupakan prinsip standar dari ilmu alam semesta semesta modern atas pengamatan para ahli, yang mengindikasikan bahwa awalnya seluruh alam semesta hanyalah sebuah nebula primer atau sekumpulan asap yang berisi gas pekat dan patas.  

Saat ini para ahli dapat mengamati bintang-bintang baru yang terbentuk dan keluar dari sisa-sisa asap itu. Bintang-bintang yang gemerlapan di malam hari seperti juga seluruh alam semesta berasal dari asap. Hal ini kata dia, sesui dengan firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Fussilat ayat 11:  

ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ "Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan Langit Itu masih merupakan asap."

Syaifuddin mengatakan, karena bumi dan langit (matahari, bulan, bintang, galaksi planet, dan lain-lain) berasal dari asap yang sama, disimpulkan bahwa awalnya bumi dan langit merupakan satu kesatuan yang terhubung. Lalu dari asap yang sama ini mereka membentuk dan berpisah. 

Menurutnya, pada 1963, Arno Penzias dan Robert Wilson dua ilmuwan dari New Jersey Amerika menggunakan satelit yang dibuat khusus untuk mengukur gelombanggelombang mikro. Mereka menemukan gelombang mikro misterius yang datang bersama dari segala arah.  

"Mereka pikir ada kerusakan yang terjadi pada antena satelit, tetapi setelah dilakukan pengujian berulang-ulang, mereka sadar telah mendapatkan suatu temuan baru," katanya.

Radiasi ini kemudian diberi nama sebagai radiasi latar gelombang mikro kosmik (Comic Microwave Background Radiation). Keberadaan radiasi ini meyakinkan para ilmuwan terhadap kebenaran teori 'Big Bang' yaitu teori yang menyebutkan bahwa alam semesta ini berasal dari suatu kesatuan yang kemudian meledak dan terpisah.  "Hal ini sesuai dalam firman Allah dalam surat Al Anbiya ayat 30," tulis Syaifuddin Al-Indunisi.

Dr Alfred Kroner adalah salah satu ahli geologi terkemuka di dunia. Dia seorang Profesor bidang geologi dan pejabat Institut Geosains Universitas Johanes Gutenberg, Jerman. Dia berkata memikirkan dari mana Muhammad berasal...."Saya pikir hampir mustahil dia dapat mengetahui tentang asal muasal alam semesta, karena ilmuwan baru mengetahuinya dengan menggunakan teknologi yang maju dan rumit." 

 

Dia melanjutkan Muhammad seorang yang tidak mengerti ilmu fisika, nuklir 1400 tahun yang lalu, menurut saya dia dapat mengetahui dengan pikirannya sendiri bahwa langit dan bumi memiliki asal yang sama. Pada akhir diskusi Dr Kroner mengakui kebenaran dari syarat-syarat ilmiah yang dinyatakan di dalam Alquran ini adalah bukti lain bahwa Alquran bukan hasil pikiran Nabi Muhammad melainkan firman Allah yang diwahyukan.   

 
Berita Terpopuler