Vaksin Moderna Secara Keliru Diberikan pada Remaja 16 Tahun

Vaksin Covid Moderna di Singapura baru diizinkan untuk usia 18 tahun ke atas

EPA-EFE/EDUARDO MUNOZ
Vaksin Covid-19 buatan Moderna. Ilustrasi.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Singapura mengatakan petugas salah memberikan dosis pertama vaksin Covid-19 Modern kepada seorang anak laki-laki berusia 16 tahun pada Kamis (3/6). Vaksin tersebut diberikan di pusat vaksinasi Kolam Ayer Community Club.

Vaksin Covid-19 Moderna saat ini diizinkan untuk digunakan di Singapura bagi orang berusia 18 tahun ke atas. Pusat vaksinasi di Kolam Ayer Community Club dijalankan oleh Minmed.

"Berdasarkan penyelidikan, kami menemukan bahwa tanggal lahir individu telah dimasukkan secara keliru ketika mengisi data untuk vaksinasi setelah menerima tautan pendaftaran," kata kementerian itu dalam siaran pers bersama dilansir Channel News Asia, Jumat (4/6).

"Kesalahan memasukkan tanggal lahir mengakibatkan usia remaja itu terdaftar di atas 18 tahun sehingga memungkinkan untuk mendapatkan suntikan vaksin di pusat vaksinasi Moderna. Staf pusat vaksinasi gagal memverifikasi usianya saat pendaftaran," kata pernyataan kementerian.

Kesalahan ditemukan selama periode pengamatan pasca-vaksinasi, ketika anggota staf pusat vaksinasi mengidentifikasi bahwa bocah itu berusia di bawah 18 tahun. Dia ditempatkan di bawah waktu pengamatan yang lebih lama yaitu 50 menit sebagai tindakan pencegahan tambahan. Setelah dilakukan pengamatan, remaja itu dalam keadaan sehat.

Sejauh ini, Singapura hanya mengizinkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak-anak berusia 12 tahun ke atas. Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Singapura menyebut keamanan mereka yang menerima vaksinasi adalah prioritas utama. Kementerian menambahkan bahwa mereka menganggap serius insiden tersebut.

"Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan dan kecemasan yang ditimbulkan dan telah menghubungi orang tua remaja untuk menjelaskan situasinya," ujar pernyataan bersama kementerian kesehatan dan kementerian pendidikan.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan telah melakukan peninjauan menyeluruh dari proses internal di lokasi vaksinasi untuk mencegah terulangnya insiden tersebut. Peninjauan termasuk memperkuat proses pendaftaran online untuk memastikan orang membuat jadwal vaksin di pusat vaksinasi yang sesuai berdasarkan kelayakan mereka, dan menerapkan protokol yang lebih ketat di situs vaksinasi untuk memverifikasi kelayakan.

"Kami berhubungan dekat dengan individu dan keluarganya dan akan terus memantau kesehatannya dengan cermat dan memberikan dukungan yang diperlukan," tambah kementerian.

Komite ahli untuk vaksinasi Covid-19 dalam pernyataan terpisah mengatakan mereka telah meninjau insiden salah vaksin tersebut. "Panitia ahli untuk vaksinasi Covid-19 tidak mengharapkan masalah keamanan dari penerimaan vaksin Moderna Covid-19 pada remaja berusia 16 tahun. Tim medis akan berkonsultasi dengan komite ahli tentang apa yang terbaik untuk pemuda untuk menyelesaikan vaksinasi," katanya.

Komite itu menyatakan data dari uji coba yang melibatkan lebih dari 3.700 remaja berusia 12 hingga 17 tahun menemukan bahwa vaksin Moderna aman dan efektif di kalangan remaja tanpa masalah keamanan signifikan yang teridentifikasi. Dalam uji coba itu, sebagian besar mengalami efek samping ringan atau sedang. Umumnya mereka mengalami nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, dan kedinginan.

Komite mengatakan mereka akan terus memantau "bukti global" dan perkembangan vaksin Covid-19. Khususnya data yang muncul tentang kemanjuran dan keamanan penggunaan vaksin untuk lebih banyak subkelompok populasi.

 
Berita Terpopuler