Yair Lapid, Sosok Di Balik Upaya Penggulingan Netanyahu

Lapid kini memainkan peran penting dalam politik Israel

Arabnews.com
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid, seorang sentris sekuler, telah terkunci dalam pembicaraan dengan nasionalis agama Naftali Bennett tentang persyaratan
Rep: Kiki Sakinah Red: Esthi Maharani

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Masa kekuasaan Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri Israel kemungkinan akan segera berakhir. Sebagai penggantinya, kepala partai nasionalis sayap kanan Yamina, Naftali Bennett, digadang akan segera menduduki jabatan perdana menteri, yang merupakan peran paling penting dalam politik Israel.

Jika Netanyahu berhasil digulingkan, ini akan menjadi perkembangan bersejarah dalam politik Israel setelah Netanyahu menjabat selama 12 tahun lamanya. Mesin dan dalang sebenarnya di balik perkembangan dari konsekuensi yang berpotensi bersejarah itu adalah Yair Lapid, ketua partai Yesh Atid yang berhaluan tengah. Bersama Bennet, Lapid mengumumkan sebuah aliansi pada Ahad (30/5) lalu dalam upaya untuk menggulingkan Netanyahu.

Partainya memenangkan 17 kursi parlemen di putaran terakhir pemilihan di Israel, sedangkan Yamina meraih tujuh kursi parlemen. Dilansir di Middle East Eye, Kamis (3/6), Lapid menawarkan berbagi kekuasaan dan mengizinkan Bennet menjalani masa jabatan pertama sebagai perdana menteri dalam kepemimpinan bergilir.

Di usia 57 tahun, Lapid kini memainkan peran penting dalam politik Israel. Siapa sebenarnya sosok Lapid ini?

Lapid adalah mantan wartawan sebuah surat kabar yang kemudian memutuskan terjun ke dunia politik. Lapid merupakan seorang penulis yang produktif dan kolumnis populer untuk harian Yedioth Ahronoth, sesekali menjadi aktor dan penulis lagu, dan pembawa acara TV serta pembawa berita untuk program berita TV akhir pekan yang paling penting.

Saat ini, Lapid tengan dalam misi mengakhiri 12 tahun pemerintahan Netanyahu. Pemimpin terlama Israel itu kini tengah diadili atas sejumlah tuduhan korupsi. Karena itu, para pesaingnya mengutip kasus tersebut sebagai salah satu alasan utama mengapa Israel membutuhkan pemimpin baru. Mereka berargumen bahwa Netanyahu mungkin menggunakan masa kekuasaan baru untuk merancang cara agar ia kebal dari pertanggungjawaban hukum.

Namun, Lapid memahami bahwa hanya seorang kandidat dari sayap kanan yang berpeluang memimpin pemerintahan, bahkan jika ia membentuknya sendiri di belakang layar. Sebelumnya, Lapid telah menyerahkan sebuah rotasi kekuasaan dengan pemimpin partai Blue and White, Benny Gantz, selama pemilihan Januari 2019. Ketika itu, Lapid dianggap sebagai penghalang bagi pemilih yang tampaknya lebih menyukai kepala staf militer Israel ketimbang dirinya.

Kini, Lapid bisa memenuhi impian seumur hidupnya untuk menjadi perdana menteri di paruh kedua masa pemerintahan, jika pemerintahan koalisi yang dibentuk partai oposisi Israel terbentuk.

Jika itu terjadi, dia juga akan memenuhi komitmennya kepada ayahnya yang merupakan salah satu tokoh politik kenamaan di Israel, Yosef Lapid. Ayahnya berasal dari partai sentris Shinui, yang juga pernah menjadi jurnalis terkemuka dan kepala otoritas penyiaran Israel.

Menjelang kematian ayahnya pada 2008, Lapid diminta untuk menyelesaikan pekerjaan sang ayah. Kini, 13 tahun kemudian dan setelah 10 tahun berkecimpung dalam politik, Lapid mendekati harapan sang ayah.


Sebagai ahli konsensus Israel, daya tariknya kepada denominator umum terluas membawanya pada popularitas dan ketenaran. Meski disukai banyak orang, dia diejek oleh lebih banyak rekan kelas atas, terutama oleh kaum kiri.

Yang pertama memprediksi jalan Lapid ke dunia politik adalah Netanyahu sendiri. Ia merasa cukup khawatir sehingga mendorong partai Likud nya mengesahkan undang-undang yang memberlakukan periode pendinginan satu tahun bagi jurnalis yang ingin memasuki dunia politik.

Lapid pertama kali bergabung dengan Knesset Israel sebagai anggota parlemen pada 2013. Pengalaman sosial dan politik yang dikumpulkan Lapid selama bertahun-tahun di media terbayar.

Protes sosial massal pada 2011, yang pertama secara signifikan melibatkan kelas menengah Israel, berfungsi sebagai papan lompatan yang sempurna. Lapid membidik tinggi sejak awal, 19 kursi yang diperoleh Yesh Atid baru dalam pemilu 2013 datang sebagai kejutan politik yang sangat besar.

Lapid berhasil membentuk semacam partai 'all-Israel, bahkan merangkul sektor keagamaan yang ringan. Dia berpegang teguh pada definisi partainya sebagai sentris, dengan sedikit kecenderungan ke kanan. Karena itu, dia dengan keras menyerang gerakan-gerakan yang kritis terhadap pendudukan, seperti Breaking the Silence, mengklaim bahwa mereka merusak fondasi Israel.

Platform politiknya sehubungan dengan pendudukan dan hubungan Israel dengan Palestina dapat disimpulkan dengan mencatat bahwa ia telah menyerukan agar kelompok pemukiman ilegal dianeksasi ke Israel, sambil menawarkan dukungan untuk solusi dua negara.

Pemilu 2013 juga menandai awal aliansi antara Lapid dan Bennett, saat mereka menyebut satu sama lain sebagai 'saudara' dan mengklaim bahwa mereka dapat mengesampingkan perbedaan ideologis utama dan fokus pada kesamaan dalam sebuah kolaborasi.

Menyusul kesuksesannya pada 2013, Lapid bergabung dengan pemerintahan koalisi Netanyahu setelah ditawari jabatan menteri keuangan. Tanpa pengalaman, dia memasuki kementerian yang tidak disukai siapa pun, dan kehilangan banyak popularitasnya. Pada 2014, Lapid dipecat oleh Netanyahu, yang mencapnya sebagai musuh bebuyutannya.


Sebelumnya, Yesh Atid diprediksi banyak orang akan hancur. Namun, partai ini memenangkan 11 kursi dalam pemilihan 2015. Hal itu secara efektif mengubah Lapid menjadi kepala oposisi yang aktif dan efisien.

Pada putaran pertama pemilihan 2019, ia membentuk blok dengan partai Blue and White yang baru dibentuk Gantz. Blok gabungan itu mempertahankan 33 kursi dalam dua pemilihan tahun itu. Tetapi aliansi itu berantakan pada Maret 2020, ketika Gantz secara tak terduga memutuskan untuk bergabung dengan koalisi Netanyahu dengan imbalan rotasi jabatan perdana menteri yang tidak pernah terwujud.

Lawan-lawannya mengakui bahwa Lapid telah matang dalam posisinya sebagai oposisi. Ketika arena politik Israel mengalami kekacauan, dengan pemilihan legislatif berturut-turut gagal menentukan pemenang yang jelas, Lapid tetap tenang. Mantan presenter TV itu lantas melakukan proses pembentukan koalisi secara tertib.

Sementara itu, sekutu terdekatnya mengklaim Lapid kini lebih sayap kiri daripada yang dia proyeksikan, sedangkan sayap kanan mengklaimnya telah menjadi 'kesayangan dari sayap kiri'. Bagaimanapun, sayap kiri merangkulnya karena putus asa dan kurangnya alternatif nyata. Namun, mereka memiliki kesamaan utama, yakni menyingkirkan Netanyahu.

Pergeseran yang paling luar biasa adalah dalam hubungan Lapid dengan warga Palestina dari kepemimpinan politik Israel. Pada 2013, ia telah menyatakan penolakannya untuk bergabung dengan blok anti-Netanyahu bersama dengan 'Zoabis', mengacu pada anggota parlemen partai Balad Haneen Zoabi dan anggota lain dari koalisi Arab Joint List.

Lapid kemudian meminta maaf kepada anggota parlemen Ahmad Tibi atas pernyataan ofensif tersebut. Pada 2021, dia adalah orang pertama yang secara terbuka menyatakan bahwa dia siap untuk membentuk pemerintahan yang didukung oleh partai Arab.

Pada Rabu (2/6), partai Lapid dan partai oposisi lainnya sepakat berkoalisi untuk membentuk pemerintahan baru. Lapid memberi tahu Presiden Reuven Rivlin bahwa koalisi persatuan delapan faksi telah dibentuk.

Pemerintahan koalisi mereka ini mencakup beberapa sekutu politik, termasuk pemimpin partai United Arab List, Mansour Abbas. Di bawah perjanjian koalisi tersebut, Bennett akan menjabat sebagai perdana menteri selama dua tahun sebelum nanti menyerahkannya kepada Lapid.

 
Berita Terpopuler