Hari Ke-5 Hingga 10 Penting Diwaspadai Pasien Covid-19

Pasien Covid-19 yang bergejala ringan pun perlu waspadai rentang waktu tersebut.

Antara/Asprilla Dwi Adha
Petugas medis menjemput warga positif Covid-19 di Cipayung, Jakarta, Jumat (21/5/2021). Pasien Covid-19 bergejala ringan juga bisa memburuk ketika memasuki hari kelima hingga ke-10 setelah terinfeksi.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala yang muncul pada hari-hari pertama sejak terinfeksi virus penyebab Covid-19 cenderung berbeda bila dibandingkan pada hari kelima hingga ke-10. Pasien Covid-19, bahkan yang bergejala ringan sekalipun, tetap perlu mewaspadai rentang waktu tersebut.

Pasien Covid-19 bergejala hingga ringan biasanya menjalani perawatan di rumah dengan isolasi mandiri. Umumnya, sebagian besar kasus Covid-19 akan membaik dalam kurun waktu 14 hari. Namun, terkadang, kasus yang semula tampak bergejala ringan bisa memburuk ketika memasuki hari kelima hingga ke-10 pascaterinfeksi.

Oleh karena itu, pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau bahkan tak bergejala perlu tetap memantau semua gejala yang mungkin muncul selama isolasi mandiri di rumah. Tingkat keparahan infeksi dalam kasus Covid-19 baru terlihat pada hari kelima hingga ke-10.

Periode sakit dan pemulihan Covid-19 dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu hari 1-4, hari 5-10, dan hari 11-14. Pada hari-hari awal, kemunculan gejala bisa terasa berbeda pada setiap pasien. Gejala tersebut kerap dianggap sebagai reaksi pada infeksi virus.

Baca Juga

Gejala varian baru covid-19. - (republika)



Begitu memasuki tahap berikutnya, khususnya pada hari 6 atau 7, sistem imun bisa mengalami terlalu banyak stimulasi pada sebagian pasien.

Akibatnya, ada antibodi dalam jumlah besar yang diproduksi untuk melawan infeksi, dan "membanjiri" tubuh dengan cairan serta inflamasi. Di momen inilah, sebagian pasien baru memulai "pergelutan" mereka dengan Covid-19. Kondisi pasien yang semula tampak stabil di sepekan pertama bisa mulai memburuk.

Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam masa-masa krusial pada hari ke-5 hingga kesepuluh. Berikut ini adalah ketiga hal tersebut, seperti dilansir Times Now News.

Gejala yang perlu diwaspadai
Ada beberala gejala yang dapat menjadi pertanda bahwa pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah perlu dibawa ke rumah sakit. Salah satu di antaranya adalah kadar oksigen mulai menurun. Gejala lainnya adalah delirium, demam yang tak kunjung turun meski telah diberikan antipiretik atau obat penurun panas, kesulitan bernapas, perasaan sangat tidak nyaman, hingga berat.

Hipoksia atau kondisi di mana kadar oksigen dalam darah terlalu rendah juga bisa terjadi tanpa disertai gejala lain. Kondisi ini bisa terjadi pada fase kedua infeksi.

Pasien yang lebih berisiko terhadap badai sitokin
Pasien Covid-19 dengan komorbid yang sudah atau belum diketahui berisiko lebih besar untuk mengalami badai sitokin atau komplikasi di fase kedua infeksi. Beberapa contoh komorbid atau penyakit penyerta ini adalah kadar kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, penggunaan obat penekan imun karena pernah menjalani transplantasi atau gangguan imun misalnya, dan kelainan imun karena infeksi, seperti HIV contohnya.

Akan tetapi, bukan berarti pasien Covid-19 tanpa komorbid terbebas dari risiko ini. Dalam gelombang kedua pandemi Covid-19 di India, terdapat pula pasien-pasien muda dan sehat yang mengalami komplikasi. Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk tetap awas dan menjalani pemindaian dada, X-ray, dan pemeriksaan darah secara rutin sesuai dengan anjuran dokter.

Bila gejala memburuk di fase kedua infeksi
Tingkat keparahan infeksi bisa sangat menghambat proses pemulihan pasien. Penting untuk melakukan deteksi, tindakan, hingga menyusun rencana terapi lanjutan secara tepat waktu.

Kasus Covid-19 yang serius juga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah disarankan untuk tetap berkomunikasi dengan penyedia layanan medis, mengenali gejala-gejala yang muncul, juga mematuhi anjuran yang diberikan dokter.

Ketika pasien merasa sesak napas dan masih menunggu pertolongan dari dokter, coba untuk berbaring dalam posisi tengkurap. Posisi ini dapat membantu meningkatkan kadar oksigen dan membantu pasien untuk lebih mudah bernapas. Teknik ini dikenal sebagai proning atau teknik bernapas prone.

 
Berita Terpopuler