Insiden Ryanair, Eropa Ancam Batasi Lintas Udara Belarusia

Belarusia memaksa pesawat maskapai Ryanair untuk mendarat

Telegraph
Ryanair (ilustrasi) Pemimpin-pemimpin Eropa mengancam akan membatasi lalu lintas penerbangan internasional Belarusia dan mungkin mereka juga akan mengincar transportasi darat.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pemimpin-pemimpin Eropa mengancam akan membatasi lalu lintas penerbangan internasional Belarusia dan mungkin mereka juga akan mengincar transportasi darat. Ancaman itu disampaikan usai Belarusia memaksa pesawat maskapai Ryanair untuk mendarat pada akhir pekan kemarin.

Baca Juga

Negara-negara Barat menggambarkan insiden itu sebagai 'pembajakan yang dilakukan negara'. Pemimpin negara-negara Barat juga menggunakan bahasa yang keras untuk mengecam peristiwa Ahad (23/5) itu.

Pesawat tempur Belarusia mencegat pesawat yang hendak terbang dari Yunani menuju Lithuania. Lalu memaksanya mendarat di Minsk agar pihak berwenang Belarusia dapat menangkap jurnalis dan aktivis Roman Protosevich.

Negara-negara Barat sudah mendesak Belarusia membebaskan pria berusia 26 tahun itu. Aktivis tersebut menjadikan media sosialnya sebagai media independen yang memberitakan Belarusia usai negara itu menindak keras oposisi sejak tahun lalu.

"Ini jelas pembajakan penerbangan yang disponsori negara," kata Perdana Menteri Irlandia Simo Coveney, Senin (24/6).

Nada keras yang digunakan Conveney senada dengan sejumlah pernyataan pemimpin-pemimpin negara lain. Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde mengatakan aksi Belarusia 'berbahaya, ceroboh dan Uni Eropa akan menindaknya'.

Kantor Kepresidenan Prancis mengatakan telah mengirimkan permintaan ke Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) untuk menghentikan sementara penerbangan di atas ruang udara Belarusia. Kabarnya sedang ada pembahasan untuk melarang pesawat-pesawat maskapai milik pemerintah Belarusia untuk terbang dari bandara-bandara Eropa.

Namun, balasan dari negara-negara Barat tampaknya akan terbatas. ICAO yang bermarkas di Montreal tidak memiliki wewenang. Uni Eropa juga tidak memiliki otoritas mengenai lepas landas dan pendaratan di Belarusia atau penerbangan di atas ruang udaranya selain penerbangan langsung yang berasal atau di Eropa.

Belarusia sudah mengabaikan sanksi-sanksi keuangan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Sebelum rapat dengan 27 pemimpin negara anggota Uni Eropa, Perdana Menteri Lithuania Ingrida Šimonytė mengatakan akan mendorong mitra-mitranya menutup ruang udara Belarusia dari penerbangan internasional.

 

Ia tidak menjelaskan bagaimana caranya ia melakukan hal tersebut. Belarusia mengatakan tindakan mereka sebagai respon atas ancaman bom yang ternyata palsu. Mereka mengaku pemandu lalu lintas udara (ATCer) udara mereka memandu pesawat tapi tidak memerintahkannya mendarat.

Media milik pemerintah Belarusia melaporkan intervensi tersebut diperintahkan langsung oleh Presiden Belarusia  Alexander Lukashenko. Rusia menuduh negara-negara Barat bertindak munafik.

Moskow mengungkapkan peristiwa tahun 2013 ketika penerbangan dari Moskow yang membawa Presiden Bolivia Evo Morales dialihkan ke Austria. Setelah ada laporan buronan yang membocorkan intelijen AS yakni Edward Snowden berada di pesawat tersebut.

Tahun lalu, Uni Eropa dan Amerika Serikat sudah memberlakukan sanksi keuangan pada Belarusia. Tapi sanksi-sanksi tersebut tidak mempengaruhi perilaku otoritarian Lukashenko, sekutu dekat Rusia yang menindak keras demonstran yang menuntutnya mundur.

Kepala Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Inggris Tom Tugendhat mencatat penerbangan itu antara dua anggota Uni Eropa dan aliansi NATO. "Bila hal ini bukan tindakan perang, tapi jelang tindakan seperti perang," katanya.

Jalur penerbangan Belarusia rute penting Eropa Selatan dan Utara serta rute barat-timur antara Eropa dan Asia. Badan penerbangan PBB, ICAO mengatakan insiden Ahad lalu melanggar perjanjian inti penerbangan global. 

 
Berita Terpopuler