Wapres: Solidaritas jadi Modal Sosial Keluar dari Pandemi

Bangkit dari krisis pandemi, bangsa Indonesia memerlukan energi kolektif

istimewa
Wakil Presiden Maruf Amin bersiap melaksanakan Sholat Idulfitri Pendopo Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2 Jakarta, pada Kamis (13/5).
Rep: Fauziyah Mursid Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak seluruh pihak bersama-sama untuk bangkit dari pandemi Covid-19. Wapres mengatakan, pandemi Covid-19 dan berbagai dampaknya mustahil diatasi dengan cepat jika hanya mengandalkan kerja keras pemerintah.

Baca Juga

Sebab, untuk bangkit dari krisis pandemi, bangsa Indonesia memerlukan energi kolektif yang besar berupa empati, kepedulian, solidaritas sosial, dan gotong-royong dari seluruh masyarakat.

"Pemerintah sudah melakukan segala daya untuk memulihkan keadaan kesehatan, sosial, dan ekonomi. Tetapi, tanpa bantuan dan solidaritas dari warga negara mustahil hal ini bisa ditangani dengan cepat," kata Wapres melalui siaran persnya saat menghadiri silaturahmi virtual Ikatan Alumni Universitas Brawijaya, Sabtu (22/5).

Karena itu, mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk anggota Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya untuk memberikan kontribusinya dalam upaya pemulihan kondisi masyarakat saat ini.

 

 

Wapres pun mengingatkan bangsa Indonesia memiliki dua modal penting untuk segera keluar dari kesulitan ini. Pertama, modal spiritual yakni ujian ini harus dihadapi tidak hanya dengan usaha tetapi juga doa sehingga tidak akan melemahkan semangat.

"Kedua, modal sosial (yaitu) ikatan persaudaraan dan solidaritas akan menguatkan karena disangga secara berjamaah,” kata Kiai Ma'ruf.

Pada acara yang bertajuk "Silaturahmi: Solidaritas Kemanusiaan dan Pemulihan Kehidupan" ini, Wapres juga menekankan agenda keumatan yang paling penting saat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan untuk pemulihan kehidupan dengan dukungan empati dan solidaritas persaudaraan.

“Penguasaan ilmu pengetahuan merupakan prasyarat kesiapan untuk menghadapi perubahan agar peradaban menjadi lebih baik. Sementara terciptanya kesejahteraan membuat kehidupan menjadi lebih berkualitas,” kata Kiai Ma'ruf.

 

 

Untuk itu, menurut Wapres, salah satu ikhtiar pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah melalui pembangunan ekonomi dan keuangan syariah. Namun demikian, ia menegaskan program prioritas pemerintah ini tidak hanya untuk kepentingan umat muslim, tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia.

“Perlu dipahami bahwa ekonomi dan keuangan syariah ini bersifat inklusif, tidak hanya untuk pemeluk agama Islam saja, tetapi semua golongan dan kelompok masyarakat. Cita-cita dari seluruh upaya ini adalah mewujudkan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,” kata Kiai Ma'ruf.

 

 

 

 
Berita Terpopuler