Dua Nasihat Syekh Nawawi Al-Bantani

Dua nasihat Syekh Nawawi Al-Bantani diungkap dalam kitabnya Nasaihul Ibad.

Antara/Retno Esnir
Umat Islam melaksanakan shalat (ilustrasi).
Rep: Ali Yusuf Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Nawawi Al-Bantani mengatakan, iman kepada Allah dan bermanfaat hidupnya untuk orang lain merupakan suatu keunggulan yang tidak ada bandingnya.

Baca Juga

Hal tersebut sebagaimana diriwayatkan dari Nabi SAW sesungguhnya beliau bersabda: 

"Ada dua perkara yang tidak bisa diungguli keutamaannya oleh yang lain, yaitu iman kepada Allah dan memberi manfaat kepada sesama muslim."

Syekh Nawawi dalam kitabnya "Nasaihul Ibad" mengatakan memberi manfaat kepada sesama muslim bisa berupa ucapan, kekuasaan harta benda maupun tenaga.

Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa berada pada pagi hari tanpa bermaksud menzalimi seseorangpun, maka dosa-dosanya diampuni. Siapa yang pada pagi hari berniat untuk menolong orang yang teraniaya serta memenuhi keperluan orang Islam, maka Ia mendapat pahala seperti pahala Haji Mabrur." 

 

Syekh Nawawi mengatakan, manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Amalan yang paling utama adalah menyenangkan hati orang mukmin dengan cara menghilangkan kelaparan dan kesusahan atau melunasi utang.

Syekh Nawawi kembali menyampaikan ada dua perkara yang tidak lebih kotor paling keji/najis, yaitu menyekutukan Allah dan menimbulkan kemudharatan bagi orang-orang Islam.

"Yang dapat membahayakan diri dan hartanya oleh karenanya segala perintah Allah SWT mengarah kepada kedua yaitu mengagungkan Allah, dan memberikan kasih sayang kepada makhlukNya,"katanya.

Diriwayatkan dari Abu Uwais al Qarni ra ia berkata dalam perjalanan aku berjumpa dengan seorang pendeta, kemudian aku bertanya kepadanya. "Wahai pendeta! Pendeta apa yang dapat menaikkan derajat seseorang?"

Pendeta itu menjawab. "Mengembalikan hak-hak orang yang dianiaya dan meringankan dari tanggung jawab, karena amal dan perbuatan yang menghambat tidak akan naik kepada Tuhan, abila dia masih mempunyai tanggungan atau disebut zailim.

 

 
Berita Terpopuler