Suasana Jelang Idul Fitri yang Berbeda di Gaza Palestina

Suara ledakan dari senjata Israel dan Hamas dihadapi warga Gaza jelang Idul Fitri

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina memprotes Israel di Jalur Gaza utara, 25 April 2021. Warga Palestina memprotes poilice Israel yang menghalangi mereka mengakses daerah sekitar Gerbang Damaskus Kota Tua.
Rep: Puti Almas Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Jelang perayaan Idul Fitri 1442 H yang jatuh pada Kamis (13/5) besok, situasi di Jalur Gaza, Palestina bergema riuh. Bukan suara-suara kegembiraan yang meramaikan wilayah itu, melainkan suara ledakan dari senjata pertempuran antara Israel dan Hamas. 

Baca Juga

Sejak Senin (10/5) malam, sebanyak 26 warga Palestina, termasuk di antaranya adalah sembilan anak-anak dan seorang perempuan meninggal akibat serangan udara Israel di jalur Gaza. Ketegangan terjadi menyusul aksi protes di Yerusalem Timur atas rencana untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di wilayah itu. 

Situasi semakin memburuk saat pengunjuk rasa dan polisi Israel bentrok di sekitar Masjid Al-Aqsha, di mana pasukan keamanan saat itu juga menyerang jamaah yang sedang melaksanakan ibadah sholat tarawih. Rekaman video yang beredar pada Selasa (11/5) menunjukkan bagaimana pasukan Israel secara langsung menembakkan gas air mata dan granat kejut. 

Hal itu membuat Hamas, faksi politik Palestina di Jalur Gaza memberi peringatan kepada Israel dan mengirim tembakan roket ke Israel. Sebagai balasan, Israel meluncurkan serangan udara. 

 

Konflik yang terjadi membuat suasana akhir Ramadhan di Jalur Gaza berubah. Persiapan Idul Fitri seketika terhenti di jalan-jalan yang sebagian besar menjadi kosong, dengan hampir seluruh toko dan bisnis tutup dan orang-orang memilih untuk tetap berada di dalam rumah masing-masing. 

“Selama agresi israel terhadap Rakyat kami ber;anjut, perlawanan Palestina, terutama Hamas akan tetap berada dalam keadaan bentrok permanen dengan pendudukan, yang membuat Yerusalem, Al-Aqsha dan Jalur Jaza menjadi target terjadinya kejahatan dan pelanggaran.” ujar juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, dilansir Arab News, Rabu (12/5). 

Pesawat tempur Israel menyerang puluhan situs di Gaza, termasuk rumah dan area pertanian, serta tempat pelatihan militer milik Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkata: “Kami berada di tengah-tengah kampanye militer dan tentara telah menyerang ratusan anggota  Hamas dan target Jihad Islam di Gaza. 

Warga Gaza mengalami malam yang panjang pemboman dan teror. Beberapa kehilangan orang yang mereka cintai, yang lainnya kehilangan rumah.

Rashad Al-Sayed, yang tinggal di lantai enam gedung Tiba di kamp pengungsi Al-Shati, sebelah barat Gaza, mengatakan bahwa atap rumah menimpa keluarganya saat sedang mencoba tidur setelah sholat subuh. Ia saat ini harus berbaring menerima perawatan di Rumah Sakit Al-Shifa.

“Itu adalah malam yang sulit, kami tidak bisa tidur, dan ketika kami memutuskan untuk tidur, atap menimpa kami. Pesawat-pesawat tempur Israel menghantam sebuah apartemen di atas apartemen saya di lantai tujuh,” ujar Al-Sayed.

Al-Sayed terluka ringan, tetapi putra tertuanya, Ahmed terluka parah dan saat ini dirawat di ruang perawatan intensif di rumah sakit yang sama. Saksi mata mengatakan bahwa pesawat tempur Israel menembakkan empat rudal ke sebuah apartemen di lantai tujuh sekitar pukul 4:30 pagi waktu setempat, menyebabkan kerusakan di sebagian besar gedung, dan menewaskan seorang ibu serta putranya yang tinggal di lantai bawah. 

 
Berita Terpopuler