Pakai Baju Baru di Lebaran Boleh,  Riya Jangan

Sifat riya adalah tindakan kemunafikan dan kesyirikan yang perlu dihindari.

Republika/Wihdan
Rasulullah SAW mengajurkan membaca doa untuk menghindari riya. Foto berdoa/Ilustrasi
Rep: Imas Damayanti Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sifat riya adalah tindakan kemunafikan dan kesyirikan yang perlu dihindari setiap Muslim. Terlebih di saat hari besar Islam seperti hari raya Idul Fitri. 

Baca Juga

Umumnya umat Islam Indonesia merayakan lebaran Idul Fitri dengan mengenakan pakaian baru. Bolehkah demikian? Tentunya, agama membolehkan hal tersebut asalkan tiada niat yang keliru dalam mengenakannya, misalnya niat memakai baju baru demi keindahan dan kebersihan, tentu ini dibolehkan. Namun haram hukumnya jika memakai baju baru dengan alasan pamer dan riya. 

Dalam kitab Minhajul Muslim karya Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri dijelaskan, seorang Muslim sudah seharusnya mempraktekkan imannya sebab mereka bertauhid. Dengan iman dan tauhid tersebut, seorang Muslim menentang akhlak riya dan kemunafikan.

Allah SWT dan Rasulullah membenci akhlak riya. Untuk itu umat Muslim diperintahkan untuk menghindarinya, termasuk saat melaksanakan perayaan Idul Fitri. Jangan sampai apa yang umat Islam kenakan, makan, memiliki (berupa materi), hingga beribadah disyiarkan semata-mata hanya ingin dipandang orang lain, bukan ditujukan kepada Allah SWT semata.

 

Perbuatan riya dibenci Allah. Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Maun ayat 4-6 berbunyi: “Fawaylul-lilmusholin. Alladzina an sholatihim sahun. Alladzina hum yuro’un,”. Yang artinya: “Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya dan orang-orang yang berbuat riya,”.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah pun menekankan bahaya riya. Rasulullah bersabda: “Man ro-a ro-allahu bihi wa man samma’a samma’a bihi,” Yang artinya: “Barangsiapa yang berbuat riya (pamer), maka Allah akan mempertunjukkan aibnya (di hari kiamat). Dan barang siapa yang ingin agar amalnya didengar, maka Allah akan memperdengarkan aibnya (pada hari kiamat),”.

Hadis tersebut berkadar shahih dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Semoga kita semua terhindarkan dari sikap riya.

 

 

 

 
Berita Terpopuler