Pasien Covid-19 di Hong Kong Didakwa karena Beri Info Palsu

Pasien Covid-19 Hong Kong disebut tidak mengungkap rincian kepada petugas kesehatan

MADRID REGIONAL PRESIDENCY
Pasien Covid-19. Ilustrasi
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pasien varian Covid-19 pertama yang diketahui di Hong Kong sekarang menghadapi dakwaan tambahan. Dia memberikan informasi palsu kepada petugas imigrasi yang ditugaskan untuk melacak kontak yang terkait dengan kluster yang terbentuk.

Baca Juga

Insinyur berusia 30 tahun bernama Syed Mohamed Rizvi mengunjungi Hong Kong dari Dubai, Uni Emirat Arab, dan seorang temannya perempuan berusia 31 tahun ditangkap pada Sabtu (8/5). Masing-masing didakwa karena memberikan informasi palsu dan tidak mengungkapkan rinciannya kepada pejabat kesehatan.

Pada sidang Senin (10/5) pagi, jaksa di Pengadilan Magistrat Kota Kowloon mengatakan, mereka sedang mempertimbangkan untuk memberikan dakwaan tambahan sebelum ditahan.

Rizvi keluar dari rumah sakit pada akhir April dan pengadilan diberitahu bahwa dia tidak lagi dianggap menular. Teman perempuannya tidak muncul di pengadilan, menurut jaksa penuntut, dia telah dirawat di rumah sakit karena demam.

Undang-undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyatakan siapa pun yang dengan sengaja memberikan informasi yang salah atau menyesatkan, termasuk keberadaan mereka, kontak dengan orang lain atau riwayat medis, menghadapi denda 10.000 dolar HK dan hingga enam bulan penjara.

 

Menurut otoritas kesehatan, kelompok infeksi yang dipicu oleh keduanya telah berkembang menjadi setidaknya delapan kasus. Para pejabat pertama kali mengajukan dakwaan terhadap keduanya pada Sabtu.

Pasangan itu menjadi kasus infeksi varian pertama yang diketahui di kota itu ketika mereka dipastikan tertular virus pada pertengahan April. Pihak berwenang baru-baru ini melacak kemungkinan hubungan transmisi keduanya, menemukan bahwa mereka telah menghadiri pesta 13 April dengan kerabat. Kemudian mereka mengambil bagian dalam pertemuan lima hari kemudian dengan tiga pekerja rumah tangga.

Lebih dari 2.000 penduduk bangunan tempat tinggal ketiga orang itu, masing-masing di Tung Chung, Pok Fu Lam, dan Quarry Bay, kemudian diperintahkan untuk dikarantina. Mereka harus menjalani beberapa tindakan pengendalian infeksi lokal yang paling sulit.

 
Berita Terpopuler