Umat Islam Diajak Doakan Palestina di Penghujung Ramadhan

Kemelut Palestina yang tidak menentu adalah masalah kemanusiaan universal.

AP/Maya Alleruzzo
Umat Islam Diajak Doakan Palestina di Penghujung Ramadhan. Seorang polisi Israel berteriak pada seorang pria Palestina untuk meninggalkan Gerbang Damaskus ke Kota Tua Yerusalem setelah bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Jumat, 7 Mei 2021.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Fuad Nasar mengajak umat berdoa untuk Palestina. Fuad mengatakan, puluhan tahun hari-hari panjang harus dilalui bangsa Palestina di pusaran konflik dengan zionis Israel.

Baca Juga

Sudah tidak terhitung jumlah korban jiwa dan harta benda. "Di bulan Ramadhan ini serangan militer zionis Israel kembali menghajar rakyat sipil Palestina hingga ke tempat suci Masjid Al-Aqsha saat mereka beribadah," kata Fuad melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Senin (10/5).

Menurutnya, kemelut Palestina yang tidak menentu adalah masalah kemanusiaan universal. Hanya Allah yang tahu kapan berakhirnya penjajahan Israel atas tanah Palestina dan tempat-tempat suci mereka.

Tekad bangsa Palestina yang tidak tergoyahkan dalam membela tanah airnya merupakan modal perjuangan mereka yang sangat berarti. Semua itu pasti akan berlalu karena tidak ada kegelapan yang abadi.

Fuad menegaskan, pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan, kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

"Dukungan internasional atas perjuangan bangsa Palestina tidak boleh kendor. Indonesia dan Palestina adalah dua sahabat," ujarnya.

 

 

Ia juga mengutip judul puisi sastrawan dan budayawan Taufiq Ismail, Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu. Fuad menjelaskan, dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, seperti ditulis M Zain Hassan dalam bukunya Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, betapa besar arti dukungan Mufti Besar Palestina Muhammad Amin Al-Husaini atas kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, sebelum negara-negara lain memberi dukungan dan pengakuan.

Fuad mengingatkan, sikap bangsa Indonesia dari awal mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina terhadap agresi zionis Israel. Presiden Pertama Indonesia, Soekarno tahun 1962 menyatakan, "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel."

"Konflik Palestina yang berkepanjangan diharapkan membawa hikmah agar negara-negara Arab bersatu. Salah satu penyebab utama kenapa konflik antara Arab Palestina dan Israel tak pernah selesai, adalah karena negara-negara Arab tidak bersatu," jelasnya.

Ia menerangkan, ada tiga alasan mengapa umat Islam harus membela Palestina dan Masjid Al-Aqsha. Pertama, Masjid Al-Aqsha merupakan kiblat pertama umat Islam dalam melaksanakan ibadah sholat sebelum pemindahan kiblat ke Masjidil Haram di kota suci Makkah berdasarkan wahyu Allah.

Kedua, Masjid Al-Aqsha merupakan masjid kedua yang dibangun pertama-tama di muka bumi. Ketiga, Masjid Al-Aqsha merupakan masjid suci ketiga umat Islam yang penting untuk dikunjungi setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

"Mari kita doakan bersama umat Islam Palestina untuk melepaskan diri dari penjajahan zionis Israel di penghujung bulan suci Ramadhan. Mengutip ucapan Ketua MPR/ DPR RI periode 1987-1992, M Kharis Suhud 'Kekuasaan di dunia betapa pun besarnya akan runtuh melawan doa orang banyak'," kata Fuad.

 
Berita Terpopuler