Konteks Jokowi Soal Bipang Ambawang & Permintaan Maaf Mendag

Ajakan membeli bipang ambawang menimbulkan kontroversi di masyarakat

Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID, --- Nama bipang ambawang tiba-tiba meroket dan menjadi buah bibir masyarakat. Trending topik bipang ambawang ini muncul setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat untuk mencintai kuliner lokal selama tidak mudik.

Presiden Jokowi mengatakan menjelang Lebaran yang masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan bersama. Jokowi mengajak masyarakat untuk membeli makanan lokal pada musim mudik 2021.

"Untuk bapak ibu dan saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh tidak perlu ragu untuk memesannya secara online," kata Jokowi dalam video yang yang disiarkan di stasiun televisi swasta, yang viral di media sosial (medsos), khususnya Twitter, Sabtu (8/5).

Dia pun mengajak masyarakat membeli berbagai makanan daerah. "Yang rindu makan gudeg Yogya, bandeng Semarang, siomai Bandung, pempek Palembang, bipang ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya, tinggal pesan," ucap Jokowi.

Menurut Jokowi, makanan kesukaan warga bisa diantar sampai ke rumah. "Atau kalau kita mengirimkan oleh-oleh atau hadiah di keluarga yang jauh, pakaian, cenderamata, dan berbagai jenis barang lainnya, tinggal pesan dan kirim secara online sehingga dapat diterima oleh keluarga atau sehabat kita di mana pun mereka berada."

Kata bipang ambawang ini yang kemudian memicu pro kontra karena terkait dengan babi panggang seperti disampaikan sejumlah netizen di media sosial.

Pemerintah memang mengeluarkan kebijakan melarang masyarakat untuk mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Pelarangan mudik berlaku mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021. 

Lalu, bagaimana sebetulnya konteks pernyataan Presiden Jokowi ini?

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjelaskan konteks pernyataan Presiden Joko Widodo dalam video Hari Bangga Buatan Indonesia ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri atas beragam suku, dan memiliki kekayaan produk kuliner nusantara.

Lutfi mengatakan terkait pernyataan Presiden Jokowi mengenai Bipang Ambawang, harus dilihat dalam konteks secara keseluruhan. 

"Pernyataan Bapak Presiden Jokowi ada di dalam video yang mengajak masyarakat Indonesia mencintai dan membeli produk lokal," kata M Lutfi melalui keterangan video yang diunggah di Jakarta, Sabtu (8/5).

Lutfi menjelaskan pernyataan Presiden itu disampaikan dalam rangka peringatan Hari Bangga Buatan Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan. Pernyataan Presiden Jokowi juga turut ditujukan untuk mempromosikan kuliner nusantara.

Kuliner khas daerah yang disebut Presiden Jokowi dalam video tersebut, jelas Lutfi, untuk mempromosikan kuliner Nusantara yang memang beragam. Apalagi,, kuliner itu dikonsumsi dan disukai oleh masyarakat yang beragam pula.

Lutfi menjelaskan terdapat beragam produk kuliner yang disukai oleh berbagai kelompok masyarakat. Dia mengajak masyarakat untuk turut mempromosikan kuliner nusantara. 

"Mari kita bangga dan promosikan kuliner nusantara yang beragam, sehingga bisa menggerakkan ekonomi terutama UMKM," jelasnya.

Kemendag, kata Lutfi, selaku penanggungjawab acara Hari Bangga Buatan Indonesia meminta maaf jika pernyataan Presiden menyebabkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.

"Kami memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan Bapak Presiden, kami meminta maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman karena niat kami hanya ingin kita semua bangga dengan produk dalam negeri termasuk kuliner khas daerah, serta menghargai keberagaman bangsa kita," ujar Mendag.

 

 
Berita Terpopuler