Tantangan Bekerja sebagai Pencicip Makanan di Bulan Puasa

Ada beberapa pekerjaan yang berkaitan dengan hal yang membatalkan puasa.

Pixabay
Makan makanan manis (ilustrasi)
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Di bulan Ramadhan ini, tidak semua orang bisa melaksanakan ibadah puasa dengan nyaman. Karena, ada juga beberapa orang memiliki pekerjaan yang justru berkaitan dengan hal-hal yang bisa membatalkan puasanya, seperti halnya orang yang bekerja sebagai pencicip makanan.

Baca Juga

Seorang muslimah di Dubai, Leilah Booley (36) mengungkapkan tantangan unik yang dihadapinya selama bulan Ramadhan, saat dia bekerja sebagai pencicip makanan di siang hari. Dia bekerja sebagai kepala pengembangan produk di Spinneys, jaringan supermarket multinasional.

Saat bekerja di perusahaan tersebut, sebagian besar perannya adalah mencicipi setiap produk baru yang membawa label perusahaan. Keturunan Inggris-Afrika Selatan tersebut mengakui bahwa pekerjaannya ini menjadi waktu yang sulit baginya.

“Ini sangat menantang dan merupakan ujian nyata bagi kesabaran dan keyakinan,” ujar Leilah dikutip dari laman thenationalnews, Sabtu (8/5).

Namun, Leilah mampu melewati tantangan tersebut karena ia memiliki teman-teman sekantor yang tidak keberatan untuk membantu mencicipi sebuah produk. “Yang membuat saya melewatinya adalah saya memiliki banyak kolega untuk membantu saya mencicipinya,” ucapnya.

 

 

“Saya juga membawa pulang banyak produk, sehingga saya tidak ketinggalan saat berbuka puasa di malam hari,” imbuhnya.

Leilah mengatakan bahwa rutinitasnya adalah kunci yang memungkinkan dia untuk terus berpuasa sambil tetap menjalankan tugasnya di tempat kerja. Dia bangun setiap malam pukul 3.30 pagi dan menyiapkan sesuatu untuk sahur.

“Itu sangat penting karena sangat lelah sepanjang hari sehingga tidak cukup terhidrasi. Saya bangun lagi sekitar jam 7 pagi untuk bekerja dan sepanjang hari direncanakan untuk mencicipi makanan yang berbeda,” ucapnya.

"Namun saya tidak akan tergoda selama saya memastikan untuk membuat persiapan sebelumnya,” ujarnya.

Persiapan itu terkait dengan memasak makanan dan meminta bantuan dari rekan-rekannya. Permintaan khususnya ini bahkan sudah akrab di telinga rekan-rekannya yang tidak berpuasa.

 

 

“Mereka memberi saya komentar tentang seperti apa rasa makanannya, yang sama sekali tidak mereka pedulikan karena mereka tidak perlu khawatir untuk makan siang,” kata Leilah.

Dia juga mengatakan bahwa ini adalah Ramadhan tersibuk bagi perusahaannya, karena adanya pembatasan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. “Covid-19 benar-benar mengubah permainan dalam arti semakin sedikit orang yang keluar untuk buka puasa tahun ini,” jelasnya.

Kendati demikian, menurut dia, Ramadhan juga membuatnya lebih dekat dengan rekan-rekan non-Muslimnya. Bahkan, menurut dia, mereka banyak yang ingin lebih mengetahui tentang tradisi umat Islam dan memutuskan untuk berpuasa.

“Banyak dari mereka yang bukan Muslim tetapi telah memutuskan untuk berpuasa juga,” katanya.

Sedangkan rekan kerjanya yang bernama Anwar Muhammed (31) bertugas mengawasi makanan yang tiba di cabang Spinneys di Meydan. Menurut dia, ini adalah Ramadhan kesembilan selama bekerja di Spinneys.

 

 

“Melihat makanan tidak mengganggu saya karena semakin Anda percaya, semakin kuat Anda,” kata pria asal Pakistan tersebut.

Selain itu, ada juga cerita tentang Mohammed Ashraf (34), seorang pria yang bekerja sebagai kurir di Freedom Pizza di Dubai. Seperti banyak rekannya, dia mendapati dirinya bekerja sepanjang hari mengantarkan pizza sambil berpuasa.

“Meski begitu banyak orang yang berpuasa, kami sebenarnya sangat sibuk di siang hari,” ucapnya.

“Itu karena lebih banyak orang memesan pada hari itu karena mereka tidak ingin terlihat makan di luar sehubungan dengan mereka yang berpuasa,” ujar Ashraf.

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler