Kerja Sama BUMN-Konsorsium LG Siap Bangun Industri Baterai

Nilai investasi pembangunan pabrik baterai mencapai 9,8 miliar dolar AS.

reuters
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyaksikan penandatanganan Heads of Agreement (HoA) Investasi Baterai Terintegrasi antara PT Industri Baterai Indonesia dengan Konsorsium Baterai LG dari Korea Selatan di Kantor BKPM, Jakarta.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyaksikan penandatanganan Heads of Agreement (HoA) Investasi Baterai Terintegrasi antara PT Industri Baterai Indonesia dengan Konsorsium Baterai LG dari Korea Selatan di Kantor BKPM, Jakarta. Penandatanganan itu dihadiri pula oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho, jajaran direksi BUMN, serta pimpinan Konsorsium LG yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LG International, POSCO dan Huayou Holding. 

Acara ini juga disaksikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Korea Umar Hadi dan Duta Besar Korea untuk Indonesia Park Taesung. Momentum tersebut dinilai bersejarah bagi tiga negara, yakni Indonesia, Korea Selatan, dan China.

"Ini bukti pemerintah serta BUMN serius segera merealisasikan proyek ini dengan cepat. Kami akan terus mendorong, mengawal, dan akan membantu sepenuhnya, selama kerangkanya ada dalam aturan yang ada di Indonesia dan bisnis yang saling menguntungkan. Sekarang setelah HoA ditandatangani, kita bikin FS (Feasibility Study) supaya bisa langsung kerja. Sekarang waktunya kita bekerja, kita punya komitmen percepat realisasi investasi,” tuturnya melalui siaran pers, dikutip Jumat (7/5).

Erick Thohir menambahkan, hubungan antar pemimpin ketiga negara sangat baik. Proyek ini dinilai penting bagi seluruh pihak, kehadirannya pun mewakili dukungan dari seluruh BUMN yang terlibat.

“Proyek baterai ini harus berjalan tepat waktu, bila mungkin malah dipercepat. Indonesia sangat serius, terbukti dari beberapa daerah, banyak gubernur di Indonesia membuat keputusan mobil listrik, terutama seperti bis dan kendaraan umum harus dipakai tahun ini," ujar Erick.

Bahkan, kata dia, Indonesia akan membangun ibukota baru di Kalimantan. Nantinya, semua juga menggunakan mobil listrik. 

PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) sebagai mitra kerja konsorsium Korea dalam pengembangan proyek baterai terintegrasi di Indonesia, akan mengidentifikasi target dalam waktu dekat setelah kerja sama ini diresmikan. PT Industri Baterai Indonesia, yang dibentuk oleh empat BUMN yaitu Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam), memiliki mandat khusus mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik atau electric vehicle (EV) battery yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

PT Industri Baterai Indonesia yang merupakan perusahaan baterai kendaraan listrik berkelas dunia memaksimalkan potensi sumber daya Indonesia. Melalui pembentukan ekosistem baterai kendaraan listrik dengan membangun pasar baterai dan ekosistem kendaran listrik di Indonesia secara proaktif. 

 

PT Industri Baterai Indonesia juga membangun kapabilitas, meningkatkan daya saing. Sekaligus mendukung pengembangan kendaraan listrik Nasional, sehingga dapat menjadi basis produksi ASEAN.

Toto Nugroho menyampaikan apresiasinya atas keseriusan pemerintah dalam mendorong keberhasilan proyek industri baterai. Perusahaan akan langsung berkonsolidasi dengan Konsorsium Korea, guna menentukan berbagai target penyelesaian proyek.

“Kami sangat mengapresiasi keseriusan pemerintah, khususnya Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian BUMN yang terus mendorong terlaksananya realisasi proyek strategis ini. Hari ini, masih awal dari perjalanan IBC dalam mewujudkan ekosistem electric vehicle di Indonesia. Kami ingin Indonesia menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik. Untuk itu, kami perlu dukungan dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat,” ujarnya.

Penandatanganan HoA ini menjadi sinyal positif produsen baterai asal Korea Selatan LG Group, akan segera merealisasikan proyek industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. LG Group bersama dengan POSCO, resmi menggandeng BUMN guna membangun proyek tersebut.

HoA atau perjanjian pra kontrak merupakan komitmen para pemangku kepentingan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan tidak bermaksud mengikat. HoA yang lazim digunakan dalam proses pendirian bisnis, baik nasional maupun internasional, selama tahap negosiasi berlangsung. 

Penandatanganan ini merupakan hasil tindak lanjut pertemuan Presiden Moon Jae In dengan Presiden Joko Widodo di Busan, Korea Selatan pada 25 November 2019 serta Memorandum of Understanding (MoU) BKPM-LG Group yang ditandatangani oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM dan CEO LG Energy Solution tanggal 18 Desember 2020 di Seoul, Korea Selatan. Kerja sama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik ini terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri precursor dan katoda. 

 

Nilai rencana investasinya mencapai 9,8 miliar dolar AS. HoA merupakan titik awal kerja sama yang akan diikuti dengan Joint Study, perjanjian pemegang saham, dan perjanjian pendirian perusahaan.

 
Berita Terpopuler