Diaspora Eropa-Amerika Galang Bantuan untuk Korban Bencana

Bantuan yang terkumpul diberikan kepada korban bencana di Indonesia.

Tangkapan layar
Diaspora Indonesia dai Amerika dan Eropa menggelar webminar untuk mengumpulkan dana kemanusian yang disalurkan kepada korban bencana di Tanah Air.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai bencana yang terjadi beberapa waktu terakhir di Indonesia di tengah situasi pandemi Covid-19, semakin memperlihatkan kenyataan kondisi infrastruktur pelayanan kesehatan yang sangat tidak memadai. Pada saat seperti inilah menurut Ketua Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ), Ari Manik, rasa kemanusiaan kita harus semakin terusik dan kita tergerak untuk bisa berbuat lebih untuk membantu sesama anak bangsa.

(PETJ) dan Amerika Bersatu (AB1) yang merupakan organisasi diaspora Indonesia yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari teknologi, budaya, hingga kemanusiaan, menggelar webinar pada Senin, 1 Mei 2021. Webminar bertema “Langkah Kemanusiaan untuk Indonesia Maju” itu melibatkan Yayasan BaktiMed dan doctorSHARE.

Beberapa waktu lalu PETJ yang dikoordinasi dr. Sylvia Jenkins (UK) dan Husni Suwandhi (DE), menggalang dana bencana yang disalurkan melalui kerja-kerja doctorShare dan BaktiMed. Ketua AB1, Ronny Rusli, mengatakan diaspora Indonesia di Amerika yang walau tidak bisa terjun langsung membantu korban bencana, akan selalu siap mengupayakan bantuan, donasi, dan volunteer seperti yang sudah dilaksanakan selama ini.

Pendiri Yayasan BaktiMed M. Wahid Supriyadi, sangat menghargai inisiatif ini karena merupakan contoh kerja sama dan sinergi yang baik, antara diaspora Indonesia di Eropa dan Amerika dalam membantu meringankan beban pemerintah melalui aksi sosial. Mantan dubes RI untuk UAE dan Rusia merangkap Belarus itu berkata, di dalam negeri, BaktiMed juga telah berkolaborasi dengan doctorSHARE yang didirikan dr Lie Darmawan yang dikenal dengan pelayanan Rumah Sakit Apung (RSA) pertama di Indonesia.

“Walaupun baru didirikan sejak Januari yang lalu, BaktiMed telah melakukan berbagai aksi kemanusiaan dan terkahir saya bangga dapat bekerja sama dengan doctorSHARE”, kata Wahid mengungkapkan.

Dr Lie Darmawan sementara itu menyampaikan pengalamannya selama lebih dari 11 tahun mengabdi kepada masyarakat melalui RSA dengan segala suka dan duka. Rumah Sakit Apung ini adalah bentuk inovasi untuk menjangkau pulau terpencil dan terluar Indonesia yang tidak memiliki akses pelayanan kesehatan yang memadai.

Saat ini, doctorSHARE telah mengoperasikan dua RSA. Ini masih jauh dari memadai. Salah satu komponen biaya yang cukup tinggi adalah biaya bahan bakar kapal, apalagi di bagian timur Indonesia, disamping biaya maintenance dan operasional lainnya.

Tetapi Dr Lie dan kawan-kawan terus berupaya memberikan layanan kesehatan gratis terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan. RSA dr Lie saat ini sedang melayani warga terdampak bencana di pulau-pulau terluar Nusa Tenggara Timur.

Webinar kali ini diikuti oleh lebih dari 80 peserta dari benua Eropa dan Amerika, juga dari Indonesia, menghasilkan kesepakatan untuk terus bekerja sama saling membantu meringankan saudara-saudara kita di Tanah Air.

 
Berita Terpopuler