AS: Kesepakatan Nuklir Tergantung Keputusan Politik Iran

Kesepakatan nuklir AS dan Iran disebut bisa tercapai dalam beberapa pekan ke depan

google.com
Faslitas Nuklir Iran.
Rep: Fergi Nadira Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --  Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, bahwa kesepakatan nuklir 2015 dapat dicapai kembali bagi Washington dan Teheran dalam beberapa pekan. Hal tersebut bisa dicapai jika Iran membuat keputusan politik untuk melakukannya.

Baca Juga

"Mungkin kita akan melihat saling kembali pada kepatuhan dalam beberapa minggu ke depan, atau pemahaman tentang kepatuhan bersama? Itu mungkin, ya," kata pejabat itu tanpa menyebut nama, Kamis (6/5) waktu setempat dikutip laman Aljazirah.

"Apakah itu mungkin? Hanya waktu yang akan menjawabnya, karena seperti yang saya katakan, ini pada akhirnya adalah masalah keputusan politik yang perlu dibuat di Iran," ujar pejabat itu menambahkan.

Pejabat AS itu mengatakan, bahwa mutlak untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir sebelum pemilihan umum Iran 18 Juni, meski harus menempatkan tanggung jawab pada Iran untuk membuat keputusan politik seperti itu. Hal itu juga untuk menghindari meminta Washington melakukan lebih dari apa yang dibayangkan dalam perjanjian, sementara Teheran akan berusaha untuk melakukan lebih sedikit.

"Kami pikir itu bisa dilakukan karena ini bukan ilmu roket. Itu tidak menciptakan kesepakatan baru," kata pejabat itu.

Pejabat AS itu mengatakan langkah pembicaraan harus dipercepat untuk mencapai kesepakatan dalam beberapa pekan mendatang. Di antara tantangan tersebut, AS tengah mencari cara untuk mengatasi akuisisi Iran lebih banyak pengetahuan dari pekerjaannya dengan sentrifugal canggih.

 

Tanpa kesepakatan, pejabat AS itu mengatakan, program nuklir Iran semakin maju dan perilaku regionalnya menjadi lebih agresif. Pada saat yang sama, Iran memiliki gambaran yang cukup bagus tentang keringanan sanksi apa yang akan didapatnya meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada urutan pencabutan sanksi AS sejajar dengan kembalinya Iran ke kepatuhan.

Para pejabat AS kembali ke Wina pada pekan ini untuk putaran keempat. Mereka memulai pembicaraan tidak langsung yang ditengahi oleh Inggris, China, Prancis Jerman, Rusia, dan Uni Eropa dengan Iran tentang bagaimana melanjutkan kepatuhan terhadap kesepakatan tersebut.

Inti dari perjanjian itu adalah bahwa Iran berkomitmen mengambil langkah-langkah mengekang program nuklirnya untuk mempersulit memperoleh bahan fisil untuk senjata nuklir dengan imbalan keringanan sanksi AS, Uni Eropa dan PBB. Mantan Presiden Donald Trump membatalkan perjanjian pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi. Akibatnya, Iran mulai melanggar ketentuannya sekitar setahun kemudian. Teheran membantah memiliki ambisi senjata nuklir.

 
Berita Terpopuler