Imam Besar Istiqlal Bedah Buku Pesantren Padanglampe

Buku terkait Pesantren Padanglampe ini merupakan cita-cita dari para pendahulu.

Prayogi/Republika
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar memberikan sambutan saat peluncuran aplikasi E-Istiqlal di Jakarta, Kamis (27/8). E-Istiqlal merupakan aplikasi berbasis komunitas, dimana fitur serta konten didalamnya ditujukan untuk mendukung berbagai aktivitas para penggunanya secara online, baik yang merupakan jamaah Masjid Istiqlal maupun masyarakatsecara luas.Prayogi/Republika
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Imam besar Masjid Istiglal Jakarta Prof Dr H Nasaruddin Umar ikut membedah buku "Perjalanan Panjang dari Padanglampe Merekonstruksi Karakter Bangsa" yang digelar secara daring di Menara UMI Makassar, Senin (3/5). Selain Prof Nazaruddin Umar, juga hadir sebagai pembahas yakni Prof Dr Abdul Rashid Abdul Rahman selaku Sekjen Federation Islamic Medical Association (FIMA) dan Prof Dr Anis Malik Thoha yang merupakan Rektor Universitas Islam Sultan Agung periode 2014-2018.

Baca Juga

Rektor UMI Makassar Prof Basri Modding mengatakan penerbitan buka terkait Pesantren Padanglampe ini merupakan cita-cita dari para pendahulu yang ingin menghasilkan manusia yang berilmu dan berakhlak mulia.

"Pada 67 tahun yang lalu, para pendahulu UMI memiliki keinginan bagaimana agar dapat melahirkan manusia yang berkarakter mulia, inilah yang coba kami wujudkan dan perkenalkan melalui buku," ujarnya.

Ketua Tim Penyusun Buku Pesantren Padanglampe Prof Dr Muh Hatta Fattah menceritakan sedikit terkait isi buku yakni bagaimana perjalanan panjang UMI dalam upaya mendapatkan luaran Akhlakul Karimah.

 

Ia menjelaskan proses pembangunan Padanglampe melalui proses diskusi yang panjang. Sebab, pertama karena UMI sudah punya pesantren lain di lokasi yang berbeda.Kedua, karena lokasi di Padanglampe itu pada awalnya justru bukan ditujukan untuk pembangunan pesantren, melainkan lokasi penggemukan sapi.

Namun karena terinspirasi dengan apa yang dilihat di pesantren UMI yang lain, ternyata hasilnya mampu merubah karakter mahasiswa.Di tambah kedatangan Syech Abdullah dari Amerika Serikat bersama rombongan berjumlah 17 orang, semakin menguatkan UMI untuk mengubah rencana dari lokasi penggemukan sapi menjadi Pesantren Padanglampe yang fokus untuk membentuk karakter mahasiswa sebelum masuk ke kampus.

 

"Jadi pada 2000, kami pertama kalinya tidak melaksanakan ospek kepada mahasiswa baru, namun diganti dengan membentuk karakter dan akhlak di pesantren yang berjalan sebulan penuh," jelasnya.

 
Berita Terpopuler