Arab Saudi Larang Impor Sayur dan Buah dari Lebanon

Produk-produk seperti buah dan sayur kerap digunakan penyelundup narkoba.

AP/Hassan Ammar
Buah-buahan, kerap dijadikan alat untuk menyelundupkan narkoba. Seorang pedagang buah dan sayuran di Lebanon (ilustrasi)
Rep: Lintar Satria Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi melarang impor sayur dan buah dari Lebanon. Kerajaan itu mengatakan alasannya karena kapal untuk mengirim sayur dan buah digunakan untuk menyelundupkan narkoba. Sabtu (24/4) Anadolu Agency melaporkan melalui kantor berita SPA, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan produk-produk seperti buah dan sayur kerap digunakan penyelundup narkoba untuk menyelundupkan narkoba ke Arab Saudi. Larangan ini mulai berlaku Ahad (25/4).

Arab Saudi mengatakan kebijakan ini akan terus berlaku hingga pihak berwenang Lebanon memberikan jaminan sudah melakukan langkah yang cukup dan dapat diandalkan dalam mencegah penyeludupan. Kementerian mengatakan juga akan melakukan pengawasan yang ketat pada produk lain dari Lebanon.

Kementerian Luar Negeri Lebanon mengkonfirmasi Arab Saudi sudah memberitahu Lebanon mengenai keputusan ini. Lebanon sudah meminta badan keamanan untuk melakukan yang terbaik untuk mencegah aktivitas penyeludupan.

Seperti memperketat keamanan di gerbang-gerbang perbatasan. Mengingat adanya undang-undang pidana terhadap penyelundupan dan penggunaan narkoba. Lebanon masih mencoba membentuk pemerintahan baru di tengah perbedaan pendapat antara Perdana Menteri Saad Hariri dan Presiden Michel Aoun. Negara Arab itu sedang mengalami krisis ekonomi yang parah.

Mata uang lokal kehilangan hampir semua nilainya terhadap dolar AS. Jalan-jalan di seluruh negeri juga ditutup unjuk rasa yang menuntut pemerintah segera mengatasi krisis ekonomi terburuk sejak perang sipil 1975 hingga 1990. 

 

 
Berita Terpopuler