Senat AS Loloskan RUU Kejahatan Rasial Terhadap Orang Asia

Laporan kekerasan terhadap orang AS keturunan Asia telah melonjak sejak awal pandemi

VOA.com
Unjuk rasa anti kekerasan rasial terhadap orang Asia di Amerika Serikat.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senat Amerika Serikat (AS) mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) untuk memerangi peningkatan kejahatan rasial terhadap orang Asia-Amerika pada Kamis (22/4). RUU itu disahkan melalui pemungutan suara bipartisan dengan mayoritas 94 suara, dan satu suara menolak.

Baca Juga

Senator Missouri, Josh Hawley merupakan satu-satunya anggota Senat yang tidak memberikan suara. RUU itu harus melewati House of Representative yang mayoritas diduduki oleh Partai Demokrat, sebelum ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

"Ketika diberi kesempatan untuk bekerja, Senat dapat bekerja. Anggota dari kedua pihak telah bekerja bersama untuk mempertimbangkan dan menyempurnakan, serta memberlakukan undang-undang dalam menanggapi masalah yang mendesak," kata Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer.

Senat meminta Departemen Kehakiman untuk mempercepat peninjauan kejahatan rasial yang dilaporkan ke polisi selama pandemi Covid-19. Hal itu akan memberikan panduan bagi lembaga penegak hukum lokal untuk melaporkan kejahatan rasial, memperluas kampanye pendidikan publik, dan memerangi bahasa diskriminatif dalam menggambarkan pandemi.

"Undang-undang ini akan meningkatkan tanggapan Departemen Kehakiman terhadap peningkatan mengerikan dalam insiden kebencian yang menargetkan komunitas Asia Amerika dan Kepulauan Pasifik (AAPI)," kata Senat Demokrat, Dick Durbin.

Laporan kekerasan terhadap orang Amerika keturunan Asia telah melonjak sejak awal pandemi virus corona. Aktivis dan polisi mengatakan sentimen anti-Asia dipicu oleh komentar dari mantan Presiden Donald Trump yang menyalahkan pandemi di China menggunakan istilah seperti "kung flu".

Dilansir Aljazirah, Jumat (24/4), di Kalifornia dan New York, yang merupakan rumah bagi populasi Asia-Amerika yang besar, telah terjadi insiden kekerasan yang mengkhawatirkan. Pada Maret, seorang pria Amerika keturunan Asia, Pak Ho (75 tahun), meninggal setelah didorong hingga jatuh tersungkur ke tanah saat berjalan-jalan pagi di dekat rumahnya di Oakland. Seorang tersangka menghadapi dakwaan penyerangan tetapi bukan dakwaan kejahatan rasial.

 

Sementara itu, di New York, seorang perempuan Filipina berusia 65 tahun diserang ketika sedang berjalan di siang hari oleh seorang pria. Pria itu menendang perutnya dan menginjak kepalanya. Insiden itu terekam dalam video keamanan. Perempuan itu selamat, dan pelaku berhasil ditangkap.

Tahun lalu, seorang imigran Asia dan dua putranya yang masih kecil ditikam dan disayat saat berbelanja bahan makanan di Midland, Texas. Kelompok pemantau, Stop AAPI Hate, melaporkan 3.795 insiden kejahatan rasial terhadap Asia-Amerika secara nasional antara Maret 2020 dan Februari 2021.

Senator Demokrat Mazie Hirono mengatakan, serangan kejahatan rasial terhadap Asia-Amerika terjadi secara acak di tempat umum seperti supermarket, restoran maupun jalan-jalan utama. Serangan tersebut adalah konsekuensi dari penggunaan bahasa rasis, dan inflamasi yang telah digunakan terhadap orang Asia selama pandemi, termasuk ejekan yang digunakan oleh Trump. 

 
Berita Terpopuler