Kisah Generasi Tabiin: Pedagang Emas yang Jujur

Suatu hari di zaman Tabiin, seorang saudagar perhiasan bertemu dengan seorang badui.

VOA
Emas
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Suatu hari pada zaman Tabiin, seorang saudagar perhiasan bernama Yunus bin Ubaid menyuruh sudaranya menjaga kedainya. Ia berniat untuk shalat. 

Baca Juga

Tak lama, datanglah seorang badui yang hendak membeli perhiasan. Terjadilah transaksi jual beli antara badui dan pedagang kedai tersebut.

Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya 400 dirham. Saudara Yunus menunjukkan barang yang sebetulnya seharga dua ratus dirham. Barang tersebut oleh orang badui tersebut tanpa melakukan penawaran.

Di tengah perjalanan, pembeli itu berpapasan dengan Yunus bin Ubaid. Yunus yang mengenal perhiasan tadi bertanya, "Berapakah barang yang kamu beli."

"Empat ratus dirham," kata orang badui tersebut.

 

"Tetapi, harga aslinya hanya dua ratus dirham. Mari ke kedai saya, supaya saya dapat mengembalikan uang kelebihan kepada saudara," kata Yunus.

"Biarlah, tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga 400 ratus dirham itu. Sebab, di kampung ini, paling murah 500 dirham," kata badui tersebut.

Namun, Yunus tidak mau melepas begitu saja. Badui tersebut akhirnya dipaksa kembali ke kedainya untuk menerima kembali uang seninal 200 dirham. 

Setelah badui tersebut  pergi, Yunus berkatalah kepada saudaranya. "Apalah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan harga dua kali lipatnya," kata Yunus.

"Tetapi, dia sendiri yang mau membelinya dengan harga 400 dirham," kata Saudara Yunus.

 

"Ya, tetapi kita memiliki satu amanah untuk memperlakukan saudara kita seperti memperlakukan diri kita sendiri," ucapnya. 

 
Berita Terpopuler